Diponegoro, yang ditahan di Istana Pondol, terus bertirakat di kamar khusus.
Melihat ketenangan dan sikap bijaksana serta kegigihannya selama mereka berperang di Jawa, Dotulong akhirnya sadar telah salah menangkap orang. Diakuinya, Diponegoro adalah pahlawan di negerinya.
Melihat Diponegoro mulai sakit-sakitan, Dotulong mendesak Kolonial Belanda untuk segera memulangkannya ke Jawa. Jika tidak, Peniti Emas, penghargaan yang diberikan Ratu Belanda kepadanya atas keberhasilannya menangkap Diponegoro, akan dikembalikannya.
"Mereka adalah pejuang untuk rakyat dan negerinya," kata Dotulong.
Kolonial Belanda akhirnya menyetujui permintaan Dotulong. Syaratnya, perjalanan laut ke Jawa tetap dalam pengawalan Dotulong dan pasukannya.
Namujn, ketika kapal akan melewati perairan Sulawesi Selatan, penyakit Diponegoro semakin parah.
Kapal terpaksa berlabuh di Makassar.
Diponegoro pun ditahan sambil menjalani perawatan di Benteng Rotterdam milik Belanda.
Karena penyakitnya terlanjur kronis, Diponegoro wafat tak lama kemudian.
Ajaran Bercocok Tanam dan Tata Krama