Dimakamkan di Kepompong, Manusia Menjelma Jadi Organisma Hidup

- 14 Agustus 2022, 13:33 WIB
Peti mati jamur buatan Loop Biotech./Foto & Kredit: Loop of Life  via NL Times
Peti mati jamur buatan Loop Biotech./Foto & Kredit: Loop of Life via NL Times /

KALBAR TERKINI - Sebuah perusahaan Belanda memperkenalkan peti mati berbentuk kepompong berisi jamur hidup.

Tujuannya, supaya jenazah cepat terurai dalam tempo enam minggu secara alami lewat jamur hidup itu.

Dengan demikian maka nutrisi dari jenazah dapat menyuburkan tanah sekitarnya.

Baca Juga: Mengenal Duckduckgo Sebagai Mesin Pencari Selain Google Yang Aman dan Tak Terbatas

Dengan produk itu maka manusia yang telah wafat diyakini menjelma menjadi organisme yang hidup dan membantu semua kehidupan di sekitarnya.

Produk Loop Biotech ini bisa menjadi peti mati alternatif, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Sun, Kamis, 28 Juli 2022, mengutip laporan media Treehugger.

Selain itu, menurut pendiri Loop, Bob Hendrikx yang juga seorang biodesigner dan arsitek, peti mati dari kayu rata-rata membutuhkan waktu 20 tahun untuk mulai hancur.

Baca Juga: GAMBAR APA Yang Terlihat Olehmu? Wajah Wanita, Burung, Cabang Pohon Atau yang Lain? Ungkap Karaktermu Disini

Sekain itu, di AS saja, lebih dari empat juta galon cairan pembalseman yang mengandung bahan beracun, digunakan setiap tahun untuk penguburan.

Dilansir CNN, kremasi pun dapat melepaskan banyak karbon bahkan merkuri ke atmosfer.

Adapun kepompong yang terbuat dari miselium jamur hidup ini akan secara alami terurai ke dalam bumi.

Jamur miselium ditemukan hampir di mana-mana di alam, dan diyakini oleh para ilmuwan memberikan banyak manfaat bagi tanah dan tanaman.

Selain itu, peti mati ramah lingkungan itu akan berubah menjadi karbon negatif, yang akan tumbuh, dan terurai dalam enam minggu.

Peti mati Loop juga menguraikan tubuh pada tingkat yang jauh lebih cepat sehingga alam menyerap nutrisi dari jenazah.

Menurut Hendrikx, pemakaman tradisional selama ini berdampak buruk bagi lingkungan.

"Kami menciptakan proses super-industri untuk salah satu proses paling alami di bumi," katanya.

Untuk alasan ini, menurut Hendrikx, mengambil pendekatan ramah lingkungan menjadi lebih menarik bagi para peneliti bio.

Hendrikx mengaku butuh waktu lama untuk sampai pada konsep seperti itu.

Ini karena tidak mudah untuk menemukan pendekatan mendasar untuk bekerja dengan organisme hidup, bukan bahan mati.

"Kami melihat alam sebagai semacam supermarket, di mana kami suka membunuh organisme, kemudian berkolaborasi dengan mereka," kata Hendrikx.

"Saya hanya melihat alam dan melihat, 'Oh, tetapi mereka benar-benar berkolaborasi, ketika mereka masih hidup," lanjutnya.

"Padahal, benda sehari-hari yang begitu indah adalah organisme hidup, yang dapat berkembang biak, dan menyembuhkan diri sendiri," katanya.

"Dan, saya baru saja menemukan banyak organisme, salah satunya adalah miselium, yang seperti pendaur ulang terbesar di alam," ujar Hendrikx.

Ditambahkan bahwa kesesuaian pasar untuk produk tersebut sebenarnya adalah bagian yang sederhana.

Biaya kepompong hidup Loop mulai dari sekitar 1.500 – 500 dolar AS lebih murah daripada peti mati kayu standar.***

Sumber: The Sun

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x