Ustadz Adi Hidayat vs Sejarawan UGM Soal Nama Pattimura

- 6 Juli 2022, 06:32 WIB
Ustad Adi Hidayat Trending, Ceramah Lawas 'Nama Asli Kapitan Pattimura' Diperdebatkan, Warganet 'Pasang Badan'
Ustad Adi Hidayat Trending, Ceramah Lawas 'Nama Asli Kapitan Pattimura' Diperdebatkan, Warganet 'Pasang Badan' /Twitter

KALBAR TERKINI - Versi berbeda tentang Kapiten Pattimura dilontarkan oleh Adi Hidayat, di depan jemaahnya di sebuah masjid dalam video yang tanpa tanggal.

"Lihat baik-baik, banyak orang menyebutnya Thomas Matulessy.

Kami berusaha mencari, lihat, tanya pakar sejarah dikumpulkan, Allahu akbar. Ternyata nama asli Kapiten Pattimera itu bukan Thomas tapi Ahmad... Lusi," jelasnya.

Menurut Adi, Pattimura adalah pejuang yang merupakan kyai, pemimpin pesantren, dan mengarahkan anak-anak santrinya untuk menegakkan kebenaran di bumi ini.

Baca Juga: 4.000 Jemaah Haji Furoda Gagal Berangkat, Menag Sanksi Tegas Travel Bermasalah

Kenapa diubah jadi Thomas? "Kalau disebut Thomas, orang tidak ingat dia dekat dengan Allah swt, orang ini berasal dari pesantren," klaim Adi.

Penjelasannya tersebut diungkapkan sembari membandingkannya dengan nama intelektual muslim dalam versi Barat, yakni Avicenna dari mulanya Ibnu Sina dan Averroes yang asalnya Ibnu Rusydi.

Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Satrio Dwicahyo mengatakan narasi-narasi seperti yang diungkap UAH itu mulai tumbuh subur selepas runtuhnya era Orde Baru.

Contohnya, selain Borobudur, ada pula klaim bahwa Majapahit adalah kerajaan Islam, Gajah Mada ternyata bernama Gaj Ahmada, hingga Napoleon Bonaparte adalah muslim.

Ia menyatakan klaim Kapitan Pattimura bernama asli Ahmad Lussy sebelumnya pernah dikemukakan oleh Ahmad Mansur Suryanegara dalam buku 'Api Sejarah'.

Baca Juga: Kronologi Dipulangkannya 46 Jemaah Haji Furoda, Sempat Coba Diberangkatkan Lewat Jalur Bangkok-Oman-Riyadh

Ody menilai Mansur tidak sendirian dalam tren mengedepankan peran satu kelompok dalam sejarah Indonesia, utamanya kelompok Islam.

Dikutip dari buku Api Sejarah Jilid Kesatu halaman 202, Mansur mengatakan, "Akibat penindasan dan kekejaman penjajah Protestan Belanda, bangkitlah perlawanan bersenjata dipimpin oleh Kapten Pattimura, 1817 M."

Menurut buku yang ditulis oleh Mansur tersebut, di Ambon penyandang nama Pattimura adalah Muslim.

Oleh karena itu, salahlah jika dalam penulisan sejarah, Kapten Pattimura disebut sebagai penganut Kristen.

Menurut Ody, teori 'Ahmad Lussy' lebih mirip hasil dari metodologi 'cocokologi' alias mencocok-cocokkan hal-hal yang tidak langsung berhubungan.

Artinya, teori seperti ini bisa jadi menggunakan sumber primer, namun penafsirannya dilakukan dengan cara lain.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x