Astronot AS Malas Baca Medsos: Rukun dengan Kosmonot Rusia di Stasiun Ruang Angkasa

- 7 April 2022, 05:24 WIB
Tinggal lebih lama di ruang angkasa dapat mengubah atau merusak otak, menurut sebuah penelitian terhadap kosmonot Rusia yang menghabiskan rata-rata 5,5 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Tinggal lebih lama di ruang angkasa dapat mengubah atau merusak otak, menurut sebuah penelitian terhadap kosmonot Rusia yang menghabiskan rata-rata 5,5 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional. /UPI/NASA

Namun, kepala otoritas antariksa Rusia Dmitry Rogozin telah meningkatkan retorika di Twitter selama berminggu-minggu.

"Jika Anda memblokir kerja sama dengan kami, siapa yang akan menyelamatkan ISS dari deorbiting, yang tidak terkendali, dan jatuh di wilayah Amerika atau Eropa?" tulisnya dalam tweet pada Februari 2022, mencatat bahwa ISS tidak terbang di sebagian besar Rusia.

Sementara itu, Vande Hei mengaku bahwa kakinya agak goyah selama delapan jam pertama kembali ke tanah yang kokoh.

Tetapi Vande Hei dengan cepat menyesuaikan diri dengan kehidupan kembali di bumi.

"Saya sedikit kecewa dengan rasanya yang normal. Saya ingin rasanya lebih aneh kembali," katanya.

"Saya masih merasa tidak nyaman, tetapi manusia sangat mudah beradaptasi," lanjut Vande Hei.

Tujuan dari misi yang diperpanjang itu adalah untuk mengamati efek dari paparan yang terlalu lama ke lingkungan luar angkasa kepada manusia dalam persiapan untuk misi masa depan, seperti pergi ke Mars.

"Tubuh saya adalah bagian dari eksperimen," kata Vande Hei, seraya menambahkan bahwa dia berharap rekor waktunya di luar angkasa segera dipecahkan.***

Sumber: Daily Sabah

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Sabah News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah