Capek Perang dan Rindu Anak, Komandan Bangsamoro Serahkan Diri

- 18 April 2021, 22:48 WIB
MENYERAHKAN DIRI -  Seorang komandan divisi Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro bersama lima pengikutnya menyerahkan diri  kepada militer di Ampatuan, Maguindanao, Pulau Mindanao,  Sabtu, 17 April 2021 pagi./PHOTO & CAPTION: MINTFO/
MENYERAHKAN DIRI - Seorang komandan divisi Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro bersama lima pengikutnya menyerahkan diri kepada militer di Ampatuan, Maguindanao, Pulau Mindanao, Sabtu, 17 April 2021 pagi./PHOTO & CAPTION: MINTFO/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS/

Dalam wawancara singkat, Damiog menyatakan sudah capek, dan ingin kembali kepada keluarganya. “Saya sangat merindukan mereka,” katanya dalam bahasa Tagalog, bahasa nasional Filipina.

Menurut Kolonel Pedro Balisi Jr, Komandan 1MIBde, penyerahan kelompok BIFF itu melalui upaya bersama dari satuan Pemkot Datu Piang,  yang melibatkan Wali Kota Victor Samama, Kelompok Reserse dan Deteksi-Maguindanao, Infanteri VI Angkatan Darat Filipina, dan batalyon di bawah Letkol Carlie Banaag.

Sejak Januari 2021, total 42 kombatan BIFF telah menyerah kepada 6ID dan JFTC di Mindanao Tengah. Sebuah laporan intelijen militer menunjukkan, sekitar 100 anggota BIFF masih bersembunyi di pegunungan Provinsi Maguindanao, Cotabato Utara, dan Sultan Kudarat.

Pecahan MILF

BIFF   merupakan kelompok pecahan dari Front Pembebasan Islam Moro (Moro Islamic Liberation Front/MILF)  pada 2008. Dibentuk oleh Ameril Umbra Kato, pecahnya BIFF  dari MILF karena Kato tidak sepakat dengan keinginan MILF yang meminta otonomi kepada Pemerintah  Filipina, bukannya kemerdekaan penuh.

MILF sendiri awalnya didirikan secara sembunyi-sembunyi pada 1969 oleh mahasiswa dari etnis Moro yang belajar di Universitas Filipina, Mesir, dan di Timur Tengah. Mereka  berusaha menciptakan sebuah negara Muslim merdeka di Filipina selatan.  

Didukung Presiden Libya Muammar Khadafi, dan gubernur di Sabah, Malaysia, para pemuda Moro ini mendapat pasokan senjata dan pelatihan. MILF kemudian mengambil bagian dalam serangan teroris dan pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka.  

Dilansir dari Wikipedia, Manila pun mengerahkan pasukan ke Filipina selatan untuk mengendalikan pemberontakan.  

Pada 1976,  Gaddafi menjadi perantara negosiasi antara Pemerintah Filipina  dan pemimpin MILF Nur Misuari, yang mengarah pada penandatanganan perjanjian Tripoli MNLF-GRPH 1976,  di mana MILF menerima tawaran dari Pemerintah Filipina untuk semi-otonomi daerah yang disengketakan.  

Penandatanganan perjanjian ini membawa keretakan yang serius  dalam kepemimpinan MILF, termasuk kemunculan BIFF.   

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah