KALBAR TERKINI - Nestapa migran Timur Tengah dan Afrika di Libya tak kunjung berakhir. Saat menjadikan Libya sebagai transit sebelum menuju negara ketiga, mereka cenderung dijual sebagai budak atau menjadi korban pembunuhan dengan impunitas tinggi oleh otoritas setempat. Banyak wanitanya menjadi korban pelecehan seksual.
Pasca serangan AS dan koalisinya yang menewaskan diktator Libya Muammar Muhammad Abu Minyar Khadafi alias Gaddafi pada 20 Oktober 2011, negara tersebut menjadi sengkarut. Korupsi melanda di semua lini lembaga-lembaga pemerintah.
Pembunuhan, pemerkosaan dan perbudakan terhadap kaum migran pun semakin menjadi-jadi.
Ketika kaum migran merasa terjebak kemudian silih-berganti menyeberang ke dunia ketiga, antara lain berusaha masuk ke Italia demi kehidupan yang lebih baik, tak sedikit yang tewas di laut. Penyebabnya, kapal karam akibat badai, dan dibiarkan oleh penjaga Libya.
Laut Mediterania telah menjadi neraka bagi kaum migran. Seluas 2,5 juta kilometer persegi.
Baca Juga: Dihantui Pembunuhan, Denmark Ancam Pemulangan Pengungsi Suriah
Baca Juga: Hari Pertama Ramadhan, Anak Pengungsi Suriah: Bu, Kenapa Kita tidak Minum Susu?
Baca Juga: Sejarah 18 April, Negara Kalimantan Bentukan Belanda Dibubarkan
Juga dinamakan Laut Tengah atau Mare Nostrum dalam bahasa Latin, Laut Mediterania merupakan laut antarbenua di antara Benua Eropa di utara, Benua Afrika di selatan, dan Benua Asia di timur.