Hari Pertama Ramadhan, Anak Pengungsi Suriah: Bu, Kenapa Kita tidak Minum Susu?

- 18 April 2021, 16:57 WIB
PRIHATIN -  Pengungsi Suriah   Aisha al-Abed  (kanan) menyiapkan makanan saat suaminya Raed Mattar (kiri) bermain dengan putri mereka, Rayan, 18 bulan, sebelum berbuka puasa di hari pertama bulan puasa Ramadhan./FOTO & TEKS:AP/HASSAN AMMAR/
PRIHATIN - Pengungsi Suriah Aisha al-Abed (kanan) menyiapkan makanan saat suaminya Raed Mattar (kiri) bermain dengan putri mereka, Rayan, 18 bulan, sebelum berbuka puasa di hari pertama bulan puasa Ramadhan./FOTO & TEKS:AP/HASSAN AMMAR/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

LEBANON, KALBAR TERKINI - Dapur darurat di gubuk Aisha al-Abed  (21), berantakan. Aisha sibuk sebagaimana  rutinitas  hari pertama Bulan Suci 1 Ramadhan 1442 Hijriah. Makanan sudah harus tersedia di meja, tepat pukul 19:07, saat matahari terbenam yang mengakhiri ibadah puasa sepanjang hari. 

Datangnya 1 Ramadhan disambut  dengan keprihatinan di kalangan pengungsi Suriah di Lebanon. Tak ada makanan lezat yang terhidang. Suasana ini jauh berbeda dibandingkan ketika mereka maish berada di Suriah. 

Namun, kebahagiaan terasa di keluarga Aisha. Saat ibu satu anak ini sibuk di dapur  untuk menyiapkan hidangan sederhana berbuka puasa, terdengar candaan  putri balita dan suaminya dari ruang sebelah.   

Aishah  berjongkok di tanah, memotong mentimun di samping kompor gas  satu tungku. Kebahagiaan Ramadhan terasa di rumah sangat sederhana mereka di kawasan Bhannine, utara kota Tripoli, Lebanon: tenda berlantai beton dan berdinding kayu,  yang hanya dilapisi terpal.  

Makanan berbuka puasa mereka adalah nasi, sup miju-miju, kentang goreng, dan saus yoghurt mentimun. Saudara perempuan Ishah baru saja mengirim seekor ayam dan ikan kecil. "Ini akan menjadi Ramadhan yang sangat sulit," katanya, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Minggu, 18 April 2021.

 Baca Juga: Forwan Meradang: Radja Luncurkan Klip Religi Beradegan MaksiatBaca Juga: Hormati Muslim Indonesia, Raja Salman Kirim 15 Ton Kurma Istimewa dan Paket Sembako

Baca Juga: Bahas Harga dan Ketersediaan Kebutuhan Pokok Bersama TPID, Bupati Karol Jamin Stok Tersedia

Ramadhan, yang dimulai Selasa,  13 April 2021, datang ketika kehidupan pengungsi Suriah semakin sulit di tengah keterpurukan  ekonomi di negara tuan rumah mereka, Lebanon.. “Harga bahan-bahan pokok melambung tinggi,  benar-benar membunuh orang,” kata Raed Mattar (24), suami Aisha. 

“Kami bisa berpuasa seharian,  lalu berbuka puasa hanya dengan bawang bombay,” ucapnya, menggunakan pepatah Arab, yang biasanya dimaksudkan untuk menyampaikan kekecewaan setelah lama bersabar. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x