ABN Amro Diduga Danai Kontra Terorisme: Disidik Kejaksaan

19 April 2021, 23:54 WIB
ABN Amro./Photo: DutchNews.NL/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Kabar mengejutkan datang dari bank Belanda: Amro Bank, bank hasil merger Algemene Bank Nederland (ABN) dan de Amsterdamsche-Rotterdamsche Bank (Amro). Bank yang berdiri sejak 1 April 2010, dari pemisahan dengan The Royal Bank of Scotland Group ini, terbukti terlibat kontra pendanaan terorisme dan melakukan pencucian uang.

Departemen Kejaksaan Belanda (NPPS) menilai, ABN Amro Bank NV telah melanggar hukum selama beberapa tahun yang dilakukan secara struktural.  Selain itu, tiga mantan anggota dewan direksi bank diidentifikasi sebagai tersangka,  yang secara efektif bertanggung jawab atas pelanggaran hukum.

ABN Amro sangat tidak mematuhi hukum selama beberapa tahun . "Total, 56 persen saham bank masih di tangan pemerintah setelah nasionalisasi pada  2008," demikian pernyataan NPPS yang dikutip Kalbar-Terkini.com dari  Dutch News dan The Paypers, Senin, 19 April 2021.

Investigasi kriminal oleh NPPS mengungkapkan bahwa dalam satu kasus yang disoroti oleh departemen penuntutan, seorang klien ABN Amro, membuka total 192 rekening bank di bank tersebut untuk 49  mereka selama periode empat tahun.

Klien lain, juga dengan klasifikasi risiko rendah, kecanduan berjudi, dan dapat mentransfer uang dari majikan ke rekening banknya sendiri  dengan total € 4,3 juta selama periode sembilan bulan  untuk mendanai kebiasaannya.

Baca Juga: Eksekuti Mati Pekerja Gereja: Esoknya, Dua Teroris ISIS Sukses Dibantai Aparat

Baca Juga: Mumi Ramses II dan Nefertari akhirnya Dipajang di Museum Mesir

Baca Juga: Joseph Paul Zhang, Diburu Mabes Polri Ini Fakta Keberadaannya dari Ditjen Imigrasi

Dalam kasus lain yang disoroti oleh jaksa, bank gagal menanggapi ketika klien terlibat dalam kasus korupsi yang dilaporkan secara luas,  dan gagal menangani secara memadai terkait klien yang menyetorkan sejumlah besar uang tunai dalam uang kertas 500.

Tiga mantan direktur ABN Amro sekarang ini telah diidentifikasi sebagai tersangka. "Tapi, ini tidak berarti ketiganya menghadapi tuntutan,"  kata Departemen Kejaksaan Belanda. 'Setelah penyelidikan itu diselesaikan, keputusan akan diambil, apakah ada cukup bukti, dan cara penyelidikan terhadap orang-orang ini harus diselesaikan." 

Menurut Financieele Dagblad,  ketiganya teridentifikasi sebagai mantan Kepala Eeksekutif Gerrit Zalm ditambah mantan rekannya Joop Wijn,  dan Chris Vogelzang. Kini, Vogelzang telah mengundurkan diri sebagai Kepala Eksekutif Danske Bank Denmark, dan Zalm telah mengundurkan diri dari peran pengawasannya.  

"Denda adalah 'kesimpulan' yang tepat dan efektif untuk kasus pidana,'  kata jaksa penuntut umum. "Sebagai bank sistemik milik negara, ABN Amro ... Berbagi tanggung jawab atas keandalan sistem keuangan kita, dan seharusnya memberikan kontribusi penting bagi integritasnya."  

Sementara itu, Kepala Eksekutif ABN Amro Robert Swaak menyatakan, bank itu di masa lalu 'kurang berhasil' dalam memenuhi perannya sebagai penjaga gerbang keuangan negara secara benar.

'Ini tidak bisa diterima,  dan kami bertanggung jawab penuh untuk ini,' katanya.  

Pada Maret 2021, Financieele Dagblad melaporkan, ABN Amro tidak memberlakukan pemeriksaan yang tepat atas potensi penipuan, dan pencucian uang hingga tahun 2019.

Ini terjadi sekitar satu tahun setelahmencapai penyelesaian di luar pengadilan sebesar € 755 juta, dengan departemen penuntutan publik.

Inilah kegagalan regulasi, yang seharusnya membuat para eksekutif waspada terhadap risiko, tulis surat kabar itu. 

Bayar Denda 480 juta Euro

Dikutip dari The Paypers, ABN Amro akan membayar eur 480 juta untuk aktivitas penipuan yang dicurigai serta juga karena kekurangan yang serius terkait pencegahan pencucian uang. 

Bank telah menerima penyelesaian yang ditawarkan oleh NPPS setelah menuding ABN Amro melanggar Undang-undang anti-Pencucian uang, dan penanggulangan terorisme selama beberapa tahun yang dilakukan secara struktural selama kegiatannya di Belanda. 

Bekas Bank Terbesar di Eropa

ABN Amro  adalah sebuah bank Belanda yang sejak 1 april 2010 dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah di negara tersebut. Entitas ABN Amro, dikutip dari Wikipedia, adalah  ABN Amro Bank NV, yang saat ini merupakan hasil pemisahan dari The Royal Bank of Scotland Group.

Entitas sebelumnya yang bernama sama merupakan hasil merger pada  1990-1991 antara Algemene Bank Nederland (ABN) dan de Amsterdamsche-Rotterdamsche Bank (Amro), yang sejarah awalnya bermula dari pendirian Nederlandsche Handel-Maatschappij pada 1824.

Pada 1991 dan 2007, ABN Amro merupakan salah satu bank terbesar di eropa dan beroperasi di 63 negara di seluruh dunia.

Pada 17 oktober 2007, ABN Amro Holding NV, induk perusahaan ABN Amro, diakuisisi oleh RFS  Holdings BV, sebuah konsorsium bersama milik The Royal Bank of Scotland Group (38 persen), Fortis (34 persen),  dan Banco Santander  (28 persen).

Beragam bisnisnya dibagi oleh tiga bank tersebut,  yang disesuaikan dengan prioritas strategi masing-masing.

Pada 3 oktober 2008, Pemerintah Belanda mengakuisisi Fortis Bank Nederland (Holding)  NV, termasuk bagian kepemilikan pada RFS Holdings BV, yang juga mencakup bagian bisnis ABN Amro yang telah diakuisisi.

Selanjutnya, pada 6 Februari 2010, bagian bisnis ABN Amro yang dimiliki oleh Pemerintah Belanda,  dipisahkan dari bagian yang dimiliki oleh RBS.

ABN  Amro Bank NV, entitas lama yang mencakup bagian keduanya, diubah namanya menjadi The Royal Bank of Scotland NV, sementara bagian bisnis ABN Amro milik Pemerintah Belanda, diakuisisi oleh entitas baru yang menggunakan nama lama ABN Amro Bank NV.

Kedua entitas, The Royal Bank of Scotland NV dan ABN Amro NV, mendapatkan lisensi terpisah dari Bank Sentral Belanda,  dan untuk sementara berada di bawah dan dikelola oleh manajemen ABN mro Holding NV.

Pada 1 april 2010, ABN Amro Bank NV dialihkan ke sebuah induk perusahaan baru yang dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Belanda: ABN Amro Group NV. ABN Amro Group NV juga menjadi pemegang saham Pemerintah Belanda di Fortis Bank (Nederland)  NV.

Pada saat yang sama, ABN Amro Holding NV diubah namanya menjadi RBS Holdings NV. Pengalihan keABN  Amro Group NV  ini menandai selesainya proses pemisahan ABN Amro dan RBS.

Pada 15 april 2010, manajemen ABN Amro Bank NV, Fortis Bank (Nederland) NV dan ABN  Amro Group NV, mengajukan proposal merger ke Amsterdam Chamber of Commerce, di mana Fortis Bank (Nederland) NV akan menggabungkan diri ke dalam ABN Amro Bank NV.

Proposal ini merupakan langkah formal sebagai bagian dari merger secara hukum yang kala itu direncanakan selesai pada paruh kedua 2010.

ABN Amro di Indonesia

Sejarah ABN Amro di indonesia berawal pada 27 Februari 1826, dengan dibukanya kantor perdagangan di Batavia.

Saat ini, ABN Amro memiliki jaringan 20 kantor cabang yang tersebar di 10 kota besar di Indonesia:  Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Manado, Semarang, Solo, Denpasar, dan Balikpapan.

Pada 2008, ABN Amro mulai menggunakan nama RBS di indonesia.

Pada 4 agustus 2009, RBS mengumumkan penjualan unit perbankan ritel dan komersialnya (yang sebelumnya merupakan aset ABN Amro) di Indonesia ke PT Anz Panin Bank.

Penjualan ini merupakan bagian dari perjanjian antara RBS dan Anz Banking Group Ltd mengenai penjualan unit retail dan commercial banking di Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Indonesia, serta unit Global Banking & Markets (GBM), dan Global Transaction Services (GTS) on Shore (dalam negeri) di Filipina, Vietnam, dan Taiwan (tidak termasuk sekuritas).***

 

Sumber: Dutch News . Wikipedia, The Paypers

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler