Ahli Sebut Tsunami Aceh dari Ledakan Nuklir, Berikut Penjelasan BMKG

- 25 Maret 2021, 19:35 WIB
ARSIP: Sebuah kapal nelayan mendarat di atap rumah warga di Gampong Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh. Difoto 2 pekan setelah tsunami Aceh melanda, 26 Desember 2004.
ARSIP: Sebuah kapal nelayan mendarat di atap rumah warga di Gampong Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh. Difoto 2 pekan setelah tsunami Aceh melanda, 26 Desember 2004. /Foto: SEPUTAR TANGSEL/Sugih Hartanto/

KALBAR TERKINI – Tsunami Aceh yang terjadi 2004 silam masih menjadi informasi simpang siur khususnya terkait asal penyebabnya.

Ada pihak yang menyebut, Tsunami tersebut berasal dari ledakan nuklir sehingga menyebabkan banjir dasyat.

Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan ledakan bom nuklir bawah laut menjadi penyebab tsunami Aceh pada 2004. 

Baca Juga: Banyak Ditanam Petani Karna Harganya Mahal, ini Penjelasan Tentang Porang dan Manfaatnya

Baca Juga: Hari ini Dalam Sejarah, Ditemukannya Prasasti Sukabumi hingga Kemerdekaan Bangsa Yunani

Narasi tersebut diklaim berasal dari fisikawan Prancis serta mengutip pernyataan seseorang bernama Jerry D Gray.

Berikut isi narasinya:
"Menurut Jerry D gray dan fisikawan Prancis. Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004, bukan akibat gempa bumi, melainkan merupakan ledakan bom nuklir bawah laut.
Percaya? Simak yaa. Just information !
".

Unggahan di Facebook itu juga menyertakan sebuah video sepanjang satu menit, yang telah ditonton hingga 4.400 kali sampai Kamis 25 Maret 2021. 

Namun, benarkah ledakan nuklir bawah laut menjadi pemicu tsunami Aceh 2004?

Penjelasan:
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan tsunami Aceh pada 2004 dipicu oleh gempa tektonik. 

Bukan rekayasa senjata nuklir, sebagaimana pembahasan yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa Bumi BMKG Daryono, menjelaskan gempa tektonik yang memicu tsunami Aceh 2004 tidak terjadi dengan tiba-tiba.

Melainkan, melalui proses gempa pembuka, yakni Gempa Simeulue dengan magnitudo 7,0 pada 2 November 2002.

Sejak itu, serangkaian gempa kecil terus-menerus terjadi. Fenomena tersebut merupakan gempa pendahuluan. 

Puncaknya, saat gempa berkekuatan 9,2 terjadi pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.

Fenomena gempa pendahuluan (foreshocks) yang berlangsung sejak 2002 tersebut merupakan bukti kuat gempa Aceh 2004 tidak dipicu ledakan nuklir, tetapi gempa tektonik dengan tipe.

Gempa Aceh 2004 membentuk jalur rekahan di sepanjang zona subduksi dari sebelah barat Aceh di selatan, hingga Kepulauan Andaman-Nicobar di utara sepanjang sekitar 1500 km.

"Ini adalah bukti bahwa rekahan gempa tektonik terjadi di segmen Megathrust Aceh-Andaman.

Baca Juga: Targetkan Anak Pahami Keberagaman, 75 Orang Ikut Pelatihan Guru Online Kebhinekaan

Baca Juga: Peneliti Kalimantan Temukan Spesies Burung yang Hilang Sejak 172 Tahun Lalu

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x