Diduga Bekukan Darah Manusia, Sebagian Eropa Hentikan Vaksin AstraZeneca

- 16 Maret 2021, 19:48 WIB
PEMBEKUAN DARAH -  Sejak Selasa, 16 Maret 2021, Swedia   menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena diduga menyebabkan pembekuan darah pengguna./ ALASKA HIGHWAY NEWS/GOVERNMENT OF BC/
PEMBEKUAN DARAH - Sejak Selasa, 16 Maret 2021, Swedia menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena diduga menyebabkan pembekuan darah pengguna./ ALASKA HIGHWAY NEWS/GOVERNMENT OF BC/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Sejauh ini, badan tersebut menyatakan, manfaat menerima suntikan vaksin ini lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Sementara itu, Badan Kesehatan Masyarakat Swedia menegaskan pada Selasa ini, negaranya akan menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca sambil menunggu hasil pertemuan EMA, badan yang bertanggung jawab untuk evaluasi produk obat di UE.  

Sebelum tahun 2004, sebagaimana dilansir dari Wikipedia, badan ini bernama European Agency for the Evaluation of Medicinal Products dan lebih dikenal dengan European Medicines Evaluation Agency.

Didirikan pada 1995 dengan dana dari UE, industri farmasi, serta subsidi dari negara-negara anggota, badan ini bertugas untuk menyelaraskan (tetapi tidak menggantikan) badan pengawas obat di negara-negara Eropa.   

Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang menangguhkan penggunaan vaksin itu sejak Senin, 15 Maret 2021. "Keputusan adalah tindakan pencegahan," kata kepala ahli epidemiologi Swedia, Anders Tegnell dalam sebuah pernyataan. 

Masih pada Selasa ini, Pemerintah Jerman mengambil langkah yang sama dengan Swedia sambil menunggu hasil pertemuan EMA.  AstraZeneca adalah satu dari tiga vaksin yang diizinkan digunakan di Benua Eropa.  

Tetapi kekhawatiran yang meningkat tentang suntikan vaksin itu menciptakan kemunduran lain terkaitupaya vaksinasi di UE, yang telah terkendala oleh kekurangan dan kendala-kendala lain sehingga tertinggal jauh di belakang upaya vaksinasi di Inggris dan AS.

Sebagian besar negara di Benua Asia telah mengabaikan kekhawatiran tentang suntikan AstraZeneca. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha misalnya, menerima suntikan vaksin tersebut pada Selasa ini, seiiring peluncuran perdana AstraZeneca. 

“Ada orang yang khawatir,” kata Prayuth Chan-ocha setelah vaksinasi. “Tapi, kita harus percaya pada dokter, percaya pada profesional medis kita.”*** 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah