Sriwijaya Air Janjikan Beri Jawaban 6 Tuntutan Keluarga Korban Jatuhnya SJ 182 Paling Lama 30 November 2022

- 11 November 2022, 23:38 WIB
Slamet Bowo Santoso, satu di antara keluarga korban Sriwjaya Air SJ 182 yang ikut mendatangi kantor Sriwijaya Air di Tangerang pada Jumat 11 November 2022
Slamet Bowo Santoso, satu di antara keluarga korban Sriwjaya Air SJ 182 yang ikut mendatangi kantor Sriwijaya Air di Tangerang pada Jumat 11 November 2022 /yulia ramadhianti/

"Thrust lever kanan tidak mundur seusai permintaan autopilot karena hambatan pada sistem mekanikal dan thrust lever kiri mengkompensasi dengan terus bergerak mundur sehingga terjadi asimetri," jelas Nurcahyo.

3. Cruise Thrust Split Monitor (CSTM) terlambat memutus auto-throttle pada saat pesawat terjadi asimetri.

Menurut Nurcahyo, setelah asimetri, CTSM mestinya bisa menonaktifkan auto-throttle.

Namun, yang terjadi justru CTSM terlambat menonaktifkan auto-throttle sehingga pesawat mendadak berbelok ke kiri.

4. Pilot terlalu percaya pada sistem otomatisasi.

Akibatnya, pilot kurang memonitor instrumen pengendalian pesawat yang menyebabkan pesawat kehilangan kendali.

5. Akibat hilangnya kendali pilot, pesawat secara mendadak berbelok ke kiri dari yang seharusnya ke kanan.

Sedangkan pilot masih menyadari pesawat masih dalam kendali dan masih berbelok ke kanan.

"Kemudi miring ke arah kanan dan karena kurangnya monitor menimbulkan asumsi bahwa pesawat belok ke kanan sehingga tindakan pemulihannya tidak sesuai," jelasnya.

6. Kecelakaan Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak terjadi akibat belum ada panduan mengenai upset prevention and recovery training (UPRT) yang mempengaruhi proses pelatihan oleh maskapai terhadap pilot.

Nurcahyo menjelaskan, upset adalah kondisi di mana pesawat mengalami posisi yang tidak diinginkan: naik terlalu tinggi, menukik terlalu tajam atau berbelok terlalu besar.***

 

Halaman:

Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x