Latihan Maritim Indonesia-China: AS Pantau dari Kapal Misterius Norwegia?

- 11 Mei 2021, 21:44 WIB
LATIHAN BERSAMA -  Kapal-kapal yang berpartisipasi dalam latihan bersama Angkatan Laut Indonenesia dan China di perairan Jakarta, Sabtu, 8 Mei 2021./FOTO OLEH XUE CHENGQING/PLA DAILY/
LATIHAN BERSAMA - Kapal-kapal yang berpartisipasi dalam latihan bersama Angkatan Laut Indonenesia dan China di perairan Jakarta, Sabtu, 8 Mei 2021./FOTO OLEH XUE CHENGQING/PLA DAILY/ /XUE CHENGQING/PLA DAILY

"Grand Canyon II sangat mungkin menjadi kapal mata-mata yang disewa oleh militer AS. untuk misi khusus," kata  seorang analis militer yang lebih suka tidak disebutkan namanya. 

"AS memiliki sejarah menggunakan kapal sipil untuk misi militer. Kapal khusus ini dapat mendukung ALAS dalam pengintaian,  dan pengumpulan intelijen di dekat Taiwan,"  kata Wei Dongxu, seorang ahli militer yang berbasis di Beijing. 

Wei menambahkan, Grand Canyon II dapat melakukan misi pengintaian dan penyadapan, dengan mengumpulkan sinyal radio di sekitarnya,  menempatkan perangkat pendeteksi ke laut untuk survei hidrologi, bahkan menggunakan perangkat sonar untuk melacak aktivitas kapal selam.  

Baca Juga: Taliban Diduga Bantai lagi 16 Warga Afghanistan: Masyaallah! Pura-pura 'Bingung'

Menurut Wei, kapal itu bisa pula  berfungsi sebagai pangkalan rahasia,  dan agen khusus dapat menggunakannya untuk transportasi dan operasi rahasia. 

Pihak SCSPI sebelumnya mengungkapkan,  militer AS juga menyewa pesawat pribadi untuk operasi pengintaian jarak dekat di China. Misalnya pada 31 Maret 2020, ketika perusahaan AS,  Tenax Aerospace mengerahkan pesawat pengintai maritim Bombardier CL-604 ke Pangkalan Udara Kadena di Okinawa.  

Pesawat tersebut melakukan lebih dari 250 flybys pengintai jarak dekat di China sebelum kembali ke AS pada 17 Maret 2021. 

Laporan luar negeri menyatakan, berurusan di 'zona abu-abu' membutuhkan jenis manuver yang lebih fleksibel,  karena mereka menghadapi lebih sedikit tekanan diplomatik yang dibawa oleh risiko konfrontasi militer langsung. 

Ironisnya, kegiatan pengintaian dekat militer AS di China dengan pesawat dan kapal sipil terjadi pada saat AS secara bersamaan meningkatkan ancaman dari  'milisi maritim' China. AS menyulut masalah ini pada 2021, dan mengirim kapal penjaga pantai ke Samudra Pasifik bagian barat.*** 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah