KALBAR TERKINI - Taliban diklaim sebagai dalang penebar teror bom di Afghanistan, dan pura-pura tak tahu alias 'bingung sendiri'. Pada Minggu, 9 Mei 2021 dan Senin, 10 Mei 2021, serangan bom kembali digelar. Kali ini, mendalangi bom pinggir jalan yang menewaskan total 16 orang, dan 51 lainnya cedera, di Provinsi Zabul dan Provinsi Parwan.
Sebelumnya, Sabtu, 8 Mei 2021, bom mobil meledak tiga kali di kompleks sekolah Syed Al-Shahda, Sabtu, 8 Mei 2021, yang menewaskan pukuhan pelajar. Sebagian besar korban yang tewas adalah murid perempuan berusia 13 sampai 18 tahun.
Berada di kawasan Muslim Syiah dari etnis Hazara, yang mendominasi pemukiman di Dasht-e-Barchi, para murid di sekolah ini dari kalangan keluarga tidak mampu Muslim Syiah, musuh bebuyutan Taliban, gerakan radikal Muslim Sunni.
Baca Juga: Serangan Bom Mobil Kabul: Parlemen 'Ngamuk', Pemerintah Dianggap Gagal!
Depdagri: Dalangnya Taliban
Ledakan bom pada Minggu di distrik Shahr-e-Safa, Zabul, menewaskan 13 warga sipil dan 42 lainnya terluka. Sementara sehari kemudian, Senin pagi, terjadi serangan bom di pinggir jalan, dengan menargetkan sebuah bus di kawasan Pul-e-Matak, Parwan, yang menewaskan dua warga sipil, dan sembilan lainnya terluka.
Para pejabat di Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) Afghanistan mengklaim, serangan itu dilakukan pula oleh gerakan nasional Islam Sunni ini. Dengan berbagai cara sekalipun menodai kesucian 1 Ramadhan 1442 Hijriah, agamanya sendiri, pihak Taliban terus menebar teror, dan mencari perhatian dunia internasional.
Alih-alih mendapat dukungan dana yang kencang dari Pemerintah Qatar, pihak Taliban sangat percaya diri untuk dapat mengusai negara miskin itu menyusul semakin lemahnya Pemerintah Afghanistan lewat aksi-aksi teror mereka.
Pihak Taliban juga terus menekan pasukan koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/ NATO) pimpinan AS, segera angkat kaki dari Afghanistan.