Kelak, dengan hengkangnya pasukan AS, Kanada, dan negara-negara Uni Eropa (UE), tanpa harus menunggu batas akhir pada 11 September 2021, Taliban bahkan sudah pasang ancang-ancang menyusun ideologi pemerintahan yang baru.
Baca Juga: Bom Mobil Kabul, Hazara Persenjatai Diri : Sudah Cukup Kami Diserang!
Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Tolo News, Senin, 10 Mei 2021, pihak Kemendagri Afghanistan menyatakan pada Senin, ledakan mematikan itu terjadi di kawasan Kamp Muskan di distrik tersebut.
"Ledakan terjadi lewat serangan ke sebuah bus yang menjadi sasaran bom pinggir jalan," kata pihak kementerian seraya menambahkan bahwa bom itu ditempatkan oleh Taliban.
Sebagaimana serangan pada Sabtu di Kabul, lagi-lagi Taliban belum berkomentar tentang ledakan itu.
Sementara dalam serangan bom ke bus penumpang pada Senin, menurut dokter Qasim Sangin, Kepala Rumah Sakit Parwan, para korban yang terluka sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. "Wanita dan anak-anak termasuk di antara yang terluka," jelasnya.
"Lima orang dilaporkan terluka dalam ledakan di daerah itu ketika orang-orang berkumpul di sana setelah ledakan pertama," tambahnya.
Baca Juga: Kabul Diserang Jahanam: Puluhan Siswi Tewas, Jenazah Berserakan bersama Buku dan Tas
Sejauh ini tidak ada kelompok termasuk Taliban yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
Uni Eropa (UE) sendiri lewat Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam jumpa oers di Brussel pada Senin, berjanji akan menguncurkan dana ke Aghanistan.