SECRET! Dayak Gelar Kongres Borneo Raya: IKN Picu Wacana Referendum di Pulau Kalimantan

- 31 Maret 2022, 08:32 WIB
Ilustrasi Orang Suku Dayak Kalimantan.
Ilustrasi Orang Suku Dayak Kalimantan. /Screenshot YouTube Aliqul Channel/

Masyarakat Dayak mengedepankan peran para tokoh adat yang disebut Damang (Provinsi Kalimantan Tengah), Temenggung (Provinsi Kalimantan Barat), Kepala Adat (Provinsi Kalimantan Timur), Pemanca (Negara Bagian Sarawak) dan Anak Negeri (Negara Bagian Sabah).

Hasil Pertemuan Damai Tumbang Anoi, Desa Tumbang Anoi, menghasilkan sembilan kesepakatan yang dijabarkan di dalam 96 hukum adat.

Menurut Aju dari sudut pandang sosiologi, Hukum Adat Dayak adalah sistem untuk mengatur komunitas dan masyarakat Adat Suku Dayak, berupa interaksi yang melahirkan adat berupa norma-norma, aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan, tata susila/etika, budaya, sistem nilai, dan hukum.

Dalam Mitos Suci, lanjutnya, Masyarakat Adat Dayak, telah ada sejak penciptaan alam semesta, dan telah tinggal di Pulau Kalimantan atau Borneo, sebelum adanya Kerajaan Hindu, Buddha, Islam, Belanda, Jepang, Republik Indonesia, Federasi Malaysia, dan Kerajaan Brunei Darussalam.

Dalam Agama Kaharingan, tambah Aju, manusia Suku Dayak terikat Hadat, berupa perintah-perintah atau tuntunan-tuntunan yang bersumber dari peristiwa-peristiwa suci yang dialami para leluluhur pada awal mula zaman.

Misalnya, tambah Aju, hadat kawin bersumber dari peristiwa perkawinan manusia pertama Manyamei Tunggal Garing Tunggul Garing Janjahunan Laut dan Kameloh Putak Bulau Janjuel Karangan Limut Batu Kamasan Tambun, tokoh suci sebagai nenek-moyang manusia Suku Dayak Ngaju.

"Dari sudut pandang anthropologi, Adat Dayak berasal dari Tuhan, sebagaimana penuturan Imam di dalam Agama Kaharingan, salah satu agama asli Suku Dayak disebut Basir, dimana Hukum Adat berasal dari Ranying Hatalla Langit; Hadat telah ada sejak penciptaan," jelasnya.

Dalam perspektif itulah, lanjut Aju, sebagaian masyarakat di Kalimantan, kurang menerima Nusantara sebagai nama ibu kota negara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Alasannya, nama nusantara, sudah terlalu umum, dan dari aspek kesejarahan masing mengundang perdebatan.

"Paling tidak, harapan masyarakat Dayak di Kalimantan, nama ibu kota negara di Provinsi Kalimantan Timur, menambah kosa kata di dalam Bahasa di Indonesia," kata Aju yang dikenal pula sebagai budayawan Dayak.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah