Belakangan, Rusia, negara inti dari bekas Soviet, tak ingin itu terjadi.
Ini ditandai aneksasi Rusia ke Krimea, yang diakui banyak komunitas internasional sebagai wilayah Ukriana, negara bagian dengan banyak pabrikan persenjataan, saingan Rusia sejak era Soviet.
Aneksasi ini adalah proses pengambilan paksa oleh Rusia atas wilayah keseluruhan Semenanjung Krimea pada 21 Maret 2014, dan Rusia kemudian memerintah Krimea dalam dua subjek federal, Republik Krimea, dan kota federal Sevastopol.
Dalam sepekan terakhir, kian menguat kecurigaan AS bahwa Rusia akan segera melakukan hal yang sama ke Ukraina.
Baca Juga: Politikus Ukraina Khianati Negaranya: Persiapkan Pemerintahan Baru dengan Intelijen Rusia
Itu sebabnya AS menggalang persatuan dari sekutu NATO-nya, yang terdiri dari dua negara di Amerika Utara , 27 negara di Eropa, dan satu negara Eurasia.
Rusia sendiri berulangkali menyatakan, kecurigaan AS bahwa negaranya akan menyerang Ukraina, hanya merupakan provokasi yang dibuat oleh NATO dan AS, tombak utama NATO.
Masalah ini pun kian ribet. Andai terjadi serangan Rusia ke Ukraina, walaupun pasukan Rusia hanya 'menyeberangi' perbatasan Ukraina, maka Uni Eropa (UE) secara tegas akan memberlakukan sanksi ekonomi, selain tindakan militer dari sejumlah anggota NATO, terutama Inggris, dan juga dipastikan gerakan militer bakal datang dari AS.
Baca Juga: Politikus Ukraina Khianati Negaranya: Persiapkan Pemerintahan Baru dengan Intelijen Rusia
Hanya saja, masalahnya, ditengarai bahwa tak semua anggota blok tersebut akan mengikuti sikap keras AS dan sebagian besar negara UE ke Rusia.