UE Berani Keras ke Rusia, Eropa akan Dilanda Krisis Energi: 40 Persen Gasnya Dipasok Rusia!

- 27 Januari 2022, 08:20 WIB
Ilustrasi jaringan pipa gas. biasanya mengalirkan gas Rusia ke Eropa Barat mengirim kembali bahan bakar itu ke Polandia. Jika konfrontasi antara Rusia dan Uni Eropa terjadi, maka UE terancam mengalami krisis energi karena pasokan 40 persen gasnya diimpor dari Rusia
Ilustrasi jaringan pipa gas. biasanya mengalirkan gas Rusia ke Eropa Barat mengirim kembali bahan bakar itu ke Polandia. Jika konfrontasi antara Rusia dan Uni Eropa terjadi, maka UE terancam mengalami krisis energi karena pasokan 40 persen gasnya diimpor dari Rusia /Pixabay/12019

Sementara Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban berencana untuk bertemu dengan Putin minggu depan, untuk membahas proyek yang didukung Rusia, terkait perluasan pembangkit listrik tenaga nuklir Hongaria.

Memang, tak segampang itu untuk menyatukan seluruh Eropa, hanya demi mengikuti kecurigaan AS ke Rusia, yang disebut akan menyerang Ukraina.

Dilansir dari Bloombeg, Senin, 3 Januari 2022, Gazprom PJSC telah melewatkan target 'konservatifnya' sendiri untuk ekspor gas ke Eropa sejak 2021.

Dilaporkan dari Moskow, Ibukota Rusia, aliran gas yang dibatasi oleh Gazprom ini, berkontribusi ke krisis pasokan energi terburuk di Benua Eropa dalam beberapa dekade.

Gazprom selama ini mengirimkan 185,1 miliar meter kubik gas ke klien utamanya di luar negeri, termasuk Turki, China, dan Eropa, tidak termasuk negara-negara bekas Soviet, menurut Chief Executive Officer Alexey Miller dalam sebuah pernyataan.

Pengurangan kuota itu pada pekan pertama Januari 2022 , adalah 3,2 persen di atas level pada 2020, tetapi lebih rendah dari 2018 dan 2019, yang sekitar 200 miliar meter kubik.

Pengiriman ke Eropa dan Turki sekitar 177 miliar meter kubik pada 2021, menurut perhitungan Bloomberg News dan BCS Global Markets, berdasarkan data Gazprom.

Angka itu, jauh dari perkiraan Gazprom untuk ekspor ke Eropa dan Turki sebanyak 183 miliar meter kubik, perkiraan yang bertahan sejak musim semi, dan dipertahankan pada akhir Oktober 2021, bahkan ketika Eropa menuntut lebih banyak pasokan.

Sementara aliran gas Gazprom ke Eropa dan Turki, terlihat di bawah perkiraan Gazprom, yang sejalan pula dengan perkiraan terbaru dari BCS Global Markets, menurut Ron Smith, analis minyak dan gas senior perusahaan tersebut di Moskow.

"Sudah jelas dalam beberapa pekan terakhir bahwa harga tinggi telah menyebabkan pengurangan nominasi dari basis pelanggan Eropa," katanya.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: The Associated Press Blomberg Radio France Internationale (RFI)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah