Ratusan Bisnis China Masuk Kalbar, DPRD: Hati-hati!

- 3 April 2021, 18:21 WIB
PERUSAHAAN CHINA - Sebanyak  150 perusahaan permebelan Tiongkok akan berinvestasi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Namun, rencana ivestasi total Rp 20 trilun di bidang usaha permebelan ini diharapkan memperhatikan keuntungannya untuk wilayah Kalbar sendiri./FOTO: ANTARA/
PERUSAHAAN CHINA - Sebanyak 150 perusahaan permebelan Tiongkok akan berinvestasi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Namun, rencana ivestasi total Rp 20 trilun di bidang usaha permebelan ini diharapkan memperhatikan keuntungannya untuk wilayah Kalbar sendiri./FOTO: ANTARA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Sah saja rencana pemerintah pusat  merekomendasi 150 perusahaan Tiongkok ke Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Namun, rencana ivestasi total Rp 20 trilun di bidang usaha permebelan ini, harus pula melihat kepentingannya untuk warga Kalbar sendiri.

Masuknya bisnis tersebut setidaknya harus membantu pengentasan tenaga kerja lokal sehingga terjadi  peningkatan perdapatan per kapita di Kalbar. Sebab, sudah klise, sejumlah perusahaan pertambangan Tiongkok yang berinvestasi di Kalbar, terbukti menyertakan tenaga kerja dari negaranya, bahkan hingga level pekerja kasar.

Karena itu,  janji pemerintah pusat bahwa perusahaan-perusahaan mebel China ini akan menyerap tiga ribu tenaga kerja lokal,  harus terus dikawal atau dipikirkan kembali oleh pengambil keputusan terutama di Kalbar. 

Baca Juga: Tujuh WNI Ditangkap di PNG, Diduga Menambang Emas Ilegal

Baca Juga: Aktornya Gunakan 'iPhone 12 Pro Max', Netizen China Melolong: Kenapa bukan 'Huawei'?

Baca Juga: Kerahkan 1.300 Personel, Polda Amankan Tri Suci-Paskah di Kalbar

"Ini memang peluang sekaligus tantangan kita bersama. Mau tidak mau, kita harus siap dengan situasi dan kondisi apa pun, karena sudah masuk dalam tahapan eranya," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Barat, Suib kepada wartawan di Kota Pontianak, Ibu Kota Kalbar, Sabtu,  3 April 2021.

Suib menambahkan bahwa dengan keterbukaan arus globalisasi lintas negara sekarang ini, maka semua sektor, terutama perekonomian sangat leluasa melakukan kerja sama ekonomi bilateral.

Tapi, menurut politisi Partai Hanura ini, negara juga harus menyiapkan berbagai kedisiplinan penguasaan dan kreatifitas lintas sektor.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah