Moskow Tunggu Reaksi AS: Jangan 'Ngumpet di Balik Layar'!

- 1 Oktober 2022, 18:59 WIB
Respons Serangan Ukraina, Milisi Donetsk dan Lugansk Lakukan Mobilisasi Militer Besar-besaran
Respons Serangan Ukraina, Milisi Donetsk dan Lugansk Lakukan Mobilisasi Militer Besar-besaran /REUTERS/


KALBAR TERKINI - Moskow menantikan tanggapan militer AS menyusul bergabungnya Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta Wilayah Kherson dan Zaporozhye dengan Rusia.

Masalahnya, selama perang proksi antara Rusia dan AS bersama sekutunya, blok Barat masih secara pengecut berperang 'di balik layar' melawan Rusia.

Usai memprovokasi perang terbuka itu, Barat terus menggelontorkan senjata dan wahana militer ke Ukraina, tak peduli ribuan warga sipil tak berdosa telah tewas.

Hanya saja, ketika wilayah-wilayah penutur bahasa Rusia di wilayah Ukraina tersebut bergabung dengan Federasi Rusia, Barat pun kehilangan muka di mata dunia, terutama di mata Rusia.

Baca Juga: Georgia Marak Unjuk Rasa Tolak Eksodus Wamil Rusia

Presiden AS Joe Biden Jumat, 30 September 2022, secara langsung berbicara lewat telpon dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin.

Putin didesak untuk tidak 'salah paham' bahwa Washington dan NATO siap untuk mempertahankan 'setiap inci' wilayah NATO.

Pernyataan Biden datang sebagai tanggapan atas pidato yang disampaikan Putin sebelumnya pada hari yang sama.

Pidato ini disampaikan Putin sebelum menandatangani perjanjian yang membuka jalan bagi empat bekas wilayah Ukraina itu untuk bergabung dengan Rusia.

Baca Juga: Rusia Dilanda Demo Tolak Wajib Militer: Polisi Diserang Senpi dan Bom Molotov!

Inilah sebuah langkah yang dikutuk AS dan sekutunya dengan istilah yang paling keras.

“Amerika sepenuhnya siap dengan sekutu NATO kami untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO," kata Biden.

"Tuan Putin, jangan salah paham dengan apa yang saya katakan. Setiap inci,” lanjut Biden.

Hanya saja, Biden tidak merinci pernyataan spesifik mana dari pemimpin Rusia yang ditanggapinya.

Dalam pidatonya, Putin, antara lain, menyalahkan AS karena menciptakan 'preseden' dengan menggunakan senjata nuklir terhadap Jepang pada 1945.

Baca Juga: Ukraina Bantai Rakyat Sendiri: Cari Perhatian Dunia dan Memfitnah Dilakukan Rusia

Berbicara di Gedung Putih, Biden menekankan, 'kata-kata dan ancaman sembrono' Putin tidak akan mengintimidasi AS dan sekutunya.

“Tindakan Putin adalah tanda dia sedang berjuang,” kata Biden.

Dia merujuk pada referendum yang menghasilkan peluncuran proses aksesi formal untuk Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta Wilayah Kherson dan Zaporozhye.

“Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui ini. Dan sejujurnya, dunia juga tidak akan mengenalinya,” kata Biden.Baca Juga: Barat Klaim Opini Internasional Salahkan Rusia: Termasuk Tetangganya China dan India!

 

Ditambahkan, Putin 'tidak dapat merebut wilayah tetangganya, dan lolos begitu saja'.

Pernyataan Presiden AS itu menandai putaran lain dari peringatan timbal balik antara Rusia dan Barat.

Pekan lalu, Presiden Rusia menyatakan negaranya sekarang ini memerangi 'seluruh mesin militer kolektif Barat'.

Putin menekankan bahwa jika diperlukan maka Moskow 'pasti akan menggunakan semua sistem senjata yang tersedia'.

Hal ini bertujuan untuk melindungi integritas teritorial dan rakyat Rusia.

Moskow juga menjelaskan bahwa wilayah-wilayah bekas Ukraina itu telah menjadi bagian dari Rusia.

Karena itu Rusia akan menganggap serangan militer Kiev terhadap wilayah-wilayah itu sebagai tindakan agresi terhadap Federasi Rusia.

Sementara itu, Kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan Rusia tentang 'konsekuensi berat' jika menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Stoltenberg juga mengatakan dalam beberapa kesempatan, NATO tidak akan mentolerir serangan apa pun terhadap 'kedaulatan sekutu atau integritas teritorial'.

Sementara Presiden Ukraina Vladimir Zelensky pada Maret 2022 mengakui, Kiev tidak mungkin menjadi bagian dari NATO.

Pada Jumat lalu, Zelensky mengumumkan, negaranya mengajukan permohonan yang dipercepat untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu.

Namun, beberapa jam kemudian, Washington menegaskan, 'belum waktunya' untuk menerima Ukraina ke dalam aliansi militer tersebut.***

Sumber: Russia Today

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah