“Kebijakan Abe mendukung perang,” kata demonstran Mayumi Ishida.
Menurutnya, Abe secara konsisten berusaha untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan.
Seperti orang lain dalam protes tersebut, Ishida menegaskan khawatir bahwa pandangan Abe menandai langkah mundur ke hari-hari militerisme Jepang sebelum PD II.
Abe, yang dibunuh pada Juli 2022, adalah pemimpin terlama di Jepang.
Selain itu, Abe adalah salah satu tokoh politik yang paling memecah belah rkayat Jepang selama periode pascaperang.
Hal ini karena pandangannya yang revisionis tentang sejarah masa perang, dan dukungan untuk militer yang lebih kuat.
Selain itu, para kritikus menyebut Abe terus melakukan pendekatan otokratis dan kronisme.
Oposisi terhadap pemakaman kenegaraan juga tumbuh karena hubungan dekat para politisi dengan Gereja Unifikasi.
Unggahan media sosial pun bermunculan, yang semuanya dikaitkan dengan tersangka pembunuh Abe.
Ini menunjukkan bahwa tersangka yang mantan militer ini menyalahkan gereja.