Protes telah berkembang, dengan tuntutan meluas.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Satelit Iran, AS pun 'Sakit Gigi'
Unjuk rasa ini mencerminkan kemarahan rakyat Iran yang selama ini pasrah atas kondisi kehidupan mereka.
Profesor Javaid Rehman, Pelapor Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di Iran memberikan wawancara kepada Euronews tentang masalah tersebut.
"Undang-undang ini melanggar hak asasi manusia yang mendasar, dan melanggar martabat yang melekat pada perempuan," katanya.
"Ada sejumlah alasan mengapa orang-orang keluar untuk memprotes," lanjutnya.
Menurutnya, pihak berwenang Iran telah menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pemrotes.
"Padahal, mereka tidak bersalah, hanya meminta hak mereka untuk diakui," tegas Rehman.***
Sumber: Euro News