ASTAGANAGA! Pengungsi Ilegal Ukraina di Inggris Dideportasi ke Rwanda: Negeri Berdarah yang Banyak Gorila!

- 25 Juni 2022, 07:26 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson /Youtube/Reuters

Pernyataan itu mewakili penyimpangan dari klaim Jonhson sebelumnya pada Mei 2022 di mana dia menyatakandeportasi para migran yang datang dari Ukraina 'tidak akan terjadi'.

Adapun skema kontroversial untuk mendeportasi migran ilegal ke Rwanda telah diproses dan diumumkan oleh Pemerintah Inggris pada April 2022, dan akan menelan biaya total 147,2 juta dolar AS.

Johnson bersikeras bahwa strategi itu ampuh karena akan merusak model bisnis pedagang manusia, yang mengangkut orang ke Inggris secara ilegal.

Namun, proyek tersebut telah mendapat banyak kritik dari kalangan oposisi dan kelompok hak asasi manusia.

Bahkan, penerbangan perdana ke Rwanda dibatalkan sebagai akibat dari keputusan menit terakhir oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR).

Menteri Dalam Negeri Bayangan Inggris, Yvette Cooper mengecam Johnson atas komentar terbarunya.

Copper menyatakan, memalukan bahwa perdana menteri berpikir bahwa tidak apa-apa mengirim orang Ukraina yang melarikan diri dari perang ke Inggris tanpa surat-surat, harus dikirim ribuan mil ke Rwanda.

“Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa kebijakan ini tidak dapat dijalankan, tidak etis, sangat mahal," tegas Cooper.

"Ini juga berisiko memperburuk perdagangan orang. Perdana menteri harus meninggalkan ini sekarang,” kecam politikus Partai Buruh itu.

Rwanda, dahulu disebut Ruanda, adalah sebuah negara di Afrika Tengah, yang terletak beberapa derajat di bawah garis khatulistiwa, dan berbatasan dengan Uganda, Tanzania, Burundi, serta Republik Demokratik Kongo.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Russia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x