India Importir Terbesar Minyak Rusia, tak Peduli Ancaman AS, Jaishankar: Mari Kita Sedikit Berimbang!

- 14 Juni 2022, 17:01 WIB
Larangan Minyak Rusia Ungkap Kemunafikan AS yang Terus Beli dalam Jumlah Besar, Ini Kata Sekutu Utama Putin
Larangan Minyak Rusia Ungkap Kemunafikan AS yang Terus Beli dalam Jumlah Besar, Ini Kata Sekutu Utama Putin /Sputnik


NEW DELHI, KALBAR TERKINI – Tekanan AS bersama Uni Eropa (UE) dan sekutu AS lainnya untuk meotong ekspor minyak Rusia ternyata percuma.

Terbukti, China dan India, negara yang termasuk sobat dekat AS, malah menjadi importir terbesar pasokan energi dari negara pimpinan Vlaimir Putin ini.

Kendati adalah mitra AS, India, negara yang haus minyak untuk 1,4 miliar penduduknya, menghabiskan hampir 60 juta barel minyak Rusia pada 2022, dibandingkan dengan 12 juta barel pada 2021.

Baca Juga: Laut Hitam Diblokade Rusia, 1,7 Miliar Orang Terancam Kelaparan!

Kencangnya konsumsi minyak Rusia oleh India diprediksi akahn menimbulkan gesekan a ntara India dengan AS serta juga negara-negara sekutu AS.

Menurut perusahaan data komoditas Kpler, pengiriman energi termasuk minyak dari Rusia ke negara-negara Asia lainnya, seperti China, juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Tetapi khusus untuk China hanya terjadi pada tingkat yang lebih rendah, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Selasa, 14 Juni 2022.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan bahwa pihaknya kemungkinan terpaksa membeli lebih banyak minyak dari Rusia.

Baca Juga: Vladimir Putin Bandingkan Dirinya dengan Kaisar Tsar Rusia Peter Agung yang Taklukkan Swedia

Hal ini karena Srilanka mati-matian berburu bahan bakar untuk menjaga negara itu tetap berjalan di tengah krisis ekonomi yang mengerikan.

Wickremesinghe menyatakan pada Sabtu bahwa dia pertama kali akan melihat ke sumber lain, tetapi akan terbuka untuk membeli lebih banyak minyak mentah dari Moskow.

Pada akhir Mei 2022, Sri Lanka membeli minyak Rusia untuk pengiriman sebanyak 90.000 metrik ton (99.000 ton) untuk memulai kembali kilang satu-satunya.

Baca Juga: TDF Perangi Rusia di Ukraina: Bela Rakyat, bukan Negara, Dicap Pasukan Gadungan oleh Bangsa Sendiri!

Sementara India dan negara-negara Asia lainnya menjadi sumber pendapatan minyak yang semakin vital bagi Moskow, meskipun ada tekanan kuat dari AS untuk tidak meningkatkan pembelian mereka.

Ini karena Uni Eropa dan sekutu lainnya memotong impor energi dari Rusia sejalan dengan sanksi atas perangnya di Ukraina.

Penjualan semacam itu meningkatkan pendapatan ekspor Rusia selama Washington dan sekutunya berusaha membatasi aliran keuangan yang mendukung upaya perang Moskow.

Menurut sebuah laporan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih yang berbasis di Helsinki, Finlandia, sebuah think tank independen yang dirilis pada Senin, Rusia memperoleh pendapatan 93 miliar euro (97,4 miliar dolar AS).

Baca Juga: Amerika Pancing Rusia Hantam Ukraina dengan Nuklir: Trik Kotor Raih Simpati Dunia

Pendapatan ini berasal dari ekspor bahan bakar fosilnya dalam 100 hari pertama invasi negara itu ke Ukraina, meskipun terjadi penurunan volume ekspor pada Mei 2022.

“Pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil adalah pendorong utama pembangunan dan agresi militer Rusia, memberikan 40 persen dari pendapatan anggaran federal,” katanya.

Rusia bergerak untuk mendiversifikasi ekspornya. Duta Besar Rusia Marat Pavlov bertemu dengan presiden terpilih Filipina, Ferdinand Marcos Jr pada Senin, dan menawarkan bantuan Moskow untuk menyediakan minyak dan gas. Dia tidak merinci persyaratannya.

Masa jabatan Marcos Jr, putera diktator Filipina Ferdinand Marcos, akan berlangsung enam tahun, dan akan dimulai pada 30 Juni 2022.

Hanya saja, Marcos tidak menyatakan apakah dia mempertimbangkan atau tidak tawaran Rusia itu.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022, harga minyak global telah melonjak.

Ini memberi intensif tambahan ke kilang di India, dan negara-negara lain untuk memanfaatkan minyak Moskow memberi diskon besar 30 hingga 35 dolar AS, dibandingkan minyak mentah Brent dan minyak internasional lainnya, yang sekarang diperdagangkan. sekitar 120 dolar AS per barel.

Pentingnya negara-negara ini bagi Rusia telah meningkat setelah 27 negara UE, pasar utama bahan bakar fosil yang memasok sebagian besar pendapatan asing Moskow, setuju untuk menghentikan sebagian besar pembelian minyak pada akhir 2022 ini.

"Tampaknya, tren yang berbeda sedang mendarah daging sekarang," kata Matt Smith, analis utama di Kpler yang melacak aliran minyak Rusia.

Karena pengiriman minyak Ural ke sebagian besar Eropa dipotong, maka minyak mentahnya malah mengalir ke Asia.

India telah menjadi pembeli utama, diikuti oleh China. Laporan pelacakan kapal menunjukkan Turki adalah tujuan utama lainnya.

“Orang-orang menyadari bahwa India adalah pusat penyulingan, mengambilnya dengan harga murah, memurnikannya dan mengirimkannya sebagai produk bersih karena mereka dapat membuat margin yang kuat untuk itu,” ujar Smith.

Pada Mei 2022, sekitar 30 kapal tanker Rusia yang memuat minyak mentah, menuju pantai India, menurunkan sekitar 430.000 barel per hari.

Rata-rata hanya 60.000 barel per hari tiba selama Januari-Maret 2022, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Perusahaan penyulingan milik negara dan independen China juga telah meningkatkan pembelian.

Pada 2021, China adalah pembeli tunggal terbesar minyak Rusia, mengambil rata-rata 1,6 juta barel per hari, dibagi rata antara jalur pipa dan jalur laut, menurut Badan Energi Internasional.

Sementara impor India hanya sekitar seperempat dari itu, dan meningkat tajam sejak perang di Ukraina dimulai sehingga berpotensi menjadi sumber gesekan antara Washington dan New Delhi.

AS mengakui bahwa kebutuhan India akan energi yang terjangkau.

“Tetapi, kami mencari sekutu dan mitra untuk tidak meningkatkan pembelian energi Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken setelah pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan AS dan India pada April 2022.

Sementara itu, AS dan sekutunya di Eropa terlibat dalam diskusi sangat aktif mengenai langkah-langkah koordinasi.

Hal ini kemungkinan untuk membentuk kartel guna mencoba menetapkan batas harga minyak Rusia, menurut Menteri Keuangan Janet Yellen dalam pertemuan Komite Keuangan Senat AS pada Selasa ini.

“Tujuannya adalah menjaga minyak Rusia mengalir ke pasar global untuk mencegah harga minyak mentah, yang sudah naik 60 persen tahun ini, supaya melonjak lebih tinggi lagi,” katanya.

“Tentu saja, tujuannya adalah untuk membatasi pendapatan yang masuk ke Rusia,” lanjut Yellen, menunjukkan strategi yang tepat belum diputuskan.

Sementara Eropa dapat menemukan sumber alternatif untuk pembelian sekitar 60 persen dari ekspor minyak mentah Rusia, Rusia juga memiliki pilihan.

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar telah menekankan niat negaranya untuk melakukan apa yang menjadi kepentingan terbaiknya, tapi dikritik atas impor minyak dari Rusia.

“Jika India mendanai minyak Rusia adalah mendanai perang … katakan padaku, maka membeli gas Rusia tidak mendanai perang? Mari kita sedikit seimbang,” katanya di sebuah forum baru-baru ini di Slovakia, merujuk pada impor gas Rusia dari Eropa.

Impor minyak mentah India dari Rusia naik dari 100.000 barel per hari pada Februari 2022 menjadi 370.000 per hari pada April 2022, kemudian menjadi 870.000 per hari pada Mei 2022.

Sebagian besar dari pengiriman tersebut memindahkan minyak dari Irak dan Arab Saudi, sebagian besar dikirim ke kilang di Sika dan Jamnagar, pantai barat India.

Hingga April 2022, minyak Rusia menyumbang kurang dari lima persen dari minyak mentah yang diproses di kilang minyak Jamnagar yang dijalankan oleh Reliance Industries.

Pada Mei 2022, itu menyumbang lebih dari seperempat, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Ekspor produk minyak India, seperti solar, telah meningkat menjadi 685.000 barel per hari dari 580.000 barel per hari sebelum invasi ke Ukraina.

“Sebagian besar ekspor dieselnya dijual di Asia, tetapi sekitar 20 persen dikirim melalui Terusan Suez, menuju Mediterania atau Atlantik, terutama Eropa atau AS,” kata Lauri Myllyvirta, analis utama di CREA.

“Tidak mungkin untuk menghitung jumlah pasti minyak mentah Rusia dalam produk olahan yang dikirim keluar dari India,” katanya.

“Namun, India menyediakan outlet untuk minyak mentah Rusia untuk melewati pasar," lanjutnya.

Impor China juga meningkat lebih lanjut tahun ini, sehingga membantu pemerintahan Putin mencatat surplus transaksi berjalan, ukuran perdagangan terluas, sebesar 96 miliar dolar AS untuk empat bulan, yang berakhir pada April 2022.

Tidak jelas apakah ekspor semacam itu pada akhirnya akan dikenakan sanksi yang dimaksudkan untuk memotong arus kas ke Rusia.

“Mengenai sanksi, apakah tindakan itu efektif? Dan jika tidak, bagaimana pasar minyak bekerja di sekitar mereka?” kata Myllyvirta.***

Sumber: The Associated Press

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x