Pernyataan Putin ini, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Senin, setidaknya harus membuat Barat menghentikan provokasinya.
Baca Juga: Mariupol Digempur Rusia, Bono U 2 Nekat Gelar Konser di antara Bau Mesiu
Sebab, setelah awalnya Rusia mengklaim hanya akan merebut Ukraina Timur, wilayah yang didominasi keturunan Rusia, maka serangan Rusia ke Kiev sejak hari Minggu lalu, harus menjadi 'lampu merah' yang berbahaya.
Masalahnya, ini terkait beralihnya serangan Rusia ke Ukraina lewat kemungkinan menggunakan rudal berkepala nuklir, atau senjata pemusnah lainnya.
Dilansir BBC, ancaman Putin ini bukan baru sekarang. Mantan pemimpin KGB di era Uni Soviet ini, telah lama menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga khusus, yang meningkatkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Tetapi, para analis menyarankan bahwa tindakan Rusia itu kemungkinan harus ditafsirkan sebagai peringatan ke negara lain.
Ini agar Barat tidak meningkatkan keterlibatannya di Ukraina, ketimbang Rusia terpaksa harus menggunakan senjata nuklir.
Senjata nuklir telah ada selama hampir 80 tahun, dan banyak negara melihatnya sebagai pencegah yang terus menjamin keamanan nasional mereka.
Berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Rusia?