WOW! Militer Amerika Punya Biolab di Jakarta, Kini Telah Tutup, Pemerintah Harus Jelaskan Tingkat Keamanannya

- 1 Juni 2022, 18:50 WIB
Moscow membuat pernyataan mengejutkan terkait keberadaan Biolab milik AL Amerika di Jakarta. Pemerintah diminta untuk memastikan keamanan Biolab tersebut kepadamasyarakat
Moscow membuat pernyataan mengejutkan terkait keberadaan Biolab milik AL Amerika di Jakarta. Pemerintah diminta untuk memastikan keamanan Biolab tersebut kepadamasyarakat /Pixabay/jarmoluk

“Saya hanya tahu lab mereka sangat tertutup. Dan para penelitinya adalah Marinir Amerika, yang semuanya memiliki kekebalan diplomatik”, kata Dr Supari.

“Kami tidak pernah tahu apa yang mereka bawa dalam tas diplomatik mereka. Ada juga beberapa peneliti dari Indonesia yang membantu mereka," lanjutnya.

Dr Supari juga menyebutkan kurangnya keterlibatan yang setara dari staf Indonesia dalam proyek tersebut, sebagai alasan lain yang perlu dikhawatirkan.

Tetapi, kemungkinan memperoleh spesimen dari pasien menular untuk tujuan penelitian dan mengangkutnya ke luar negeri oleh staf AS dengan status diplomatik, mungkin, adalah bendera merah terbesar baginya sebagai menkes.


Terkait Perlawanan Dr Supari atas 'Kelicikan' WHO
Saat itu, Dr Supari melancarkan perlawanan terhadap regulator kesehatan global, dan perusahaan farmasi besar, atas ketidakadilan pembagian spesimen virus melalui struktur yang berafiliasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan negara-negara miskin yang menderita penyebaran H5N1 (flu burung).

Pada 2006, NAMRU-2 yang berstatus sebagai pusat kolaborasi WHO, mendiagnosis sejumlah kasus H5N1 di Indonesia. Negara tersebut meminta laboratorium untuk membagikan sampel dengan Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), yang juga berafiliasi dengan WHO.

Juga secara khusus meminta agar AS tidak mentransfer materi tersebut kepada orang lain. Namun demikian, menurut beberapa publikasi, CDC memberikannya ke database urutan di Laboratorium Nasional Los Alamos, AS, yang awalnya didirikan untuk merancang senjata nuklir.

Fakta ini membuat marah orang Indonesia, masih menurut Sputnik News, memicu kekhawatiran bahwa spesimen tersebut digunakan untuk tujuan militer Pentagon, dan menambahkan lebih banyak 'bahan bakar ke api'.

Dalam artikel 2014, Advancing science diplomacy: Indonesia and the US Naval Medical Research Unit, Frank L Smith III mengutip seorang mantan pegawai biolab Jakarta.

Staf itu menyatakan bahwa dengan berbagi sampel dengan Laboratorium Los Alamos dan dengan Big Pharma, CDC praktis 'membuang [ NAMRU-2] di bawah bus'.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah