Rusia dan Ukraina Saling Dituding Soal Pembantian Warga Bucha, Kremlin: Video Mayat Muncul setelah Kami Mundur

- 7 April 2022, 05:19 WIB
Mayat seseorang yang menurut warga ditembak oleh tentara Rusia tergeletak di jalan dengan tangan terikat di belakang, Bucha, Ukraina, 3 April 2022.
Mayat seseorang yang menurut warga ditembak oleh tentara Rusia tergeletak di jalan dengan tangan terikat di belakang, Bucha, Ukraina, 3 April 2022. /Reuters

KALBAR TERKINI - Pemerintah Ukraina diklaim disetir Barat untuk melakukan propaganda menyudutkan Rusia secara internasional sebagai pelaku pembantaian massal di Kota Bucha.

Pada Rabu, 30 Maret 2022, Kremlin menyatakan bahwa pasukannya mundur dari Bucha, kota kecil di dekat Kiev, Ibukota Ukraina.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari kantor berita Pemerintah Rusia, TASS, Selasa, 5 April 2022, Kementerian Pertahanan Rusia juga menggarisbawahi pernyataan Walikota Bucha Anatoly Fedoruk, sehari kemudian, tepatnya pada 31 Maret 2022.

Baca Juga: Neo Nazi Ukraina Dalangi Pembantaian Massal di Bucha dan Zelensky Tutup Mata demi NATO?

Walikota Bucha menegaskan, tidak ada lagi pasukan Rusia yang tersisa di kota itu, tanpa menyebutkan adanya warga sipil yang ditembak.

Menurut Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov, masih dilansir TASS, semua wilayah Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia, aman bagi warga sipil termasuk Bucha

"Kami terus bersikeras bahwa semua tuduhan terhadap Rusia, terhadap militer Rusia bukan hanya tidak berdasar, tetapi pertunjukan yang diarahkan dengan baik, tidak lain adalah pertunjukan yang tragis," tegasnya.

Baca Juga: Ukraina Dihantui Perampok Bersenjata, Penyelidikan Pembantaian Bucha Semakin Ribet

Peskov secara sistematis juga menjelaskan posisinya tentang situasi di Bucha, tetapi Barat dinilainya secara kolektif 'menutup mata dan telinganya dengan tirai', dan tidak mau mendengarkan.

Peskov mencatat bahwa sebelumnya, posisi Rusia 'dijelaskan secara agak sistematis' oleh Wakil Tetap di PBB Vasiliy Nebenzya dan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

"Informasi itu disampaikan. Tapi, di sisi lain, ada kesan bahwa Barat tidak mau mendengarkan apa pun. Sayangnya, ini adalah kenyataan," ujarnya.

"[Tetapi], terlepas dari semua itu, kami masih berniat untuk secara aktif mempertahankan argumen kami," kata Peskov.

Mengomentari kemungkinan penyelidikan atas situasi Bucha, juru bicara itu memberi saran.

"Perlu untuk mempertimbangkan, seberapa mungkin penyelidikan yang benar-benar tidak memihak, dan netral pada saat ini," saran Peskov.

Seluruh kemajuan peristiwa tersebut, termasuk sebagian besar informasi, fakta, dan parameter lainnya, secara jelas membuktikan bahwa situasi di Bucha adalah pemalsuan, yang dirancang untuk menodai tentara Rusia.

“Mereka tidak akan berhasil. Kami sekali lagi menyerukan, pertama dan terutama, anggota Dewan Keamanan PBB, para pemimpin Barat untuk menahan diri dari persepsi emosional," tegasnya.

Peskov mencatat, diplomat Rusia melanjutkan upaya untuk menyampaikan informasi ke PBB.

“Para diplomat kami bekerja di PBB, pekerjaan berlanjut," tegas Peskov,

"Anda tahu bahwa pekerjaan kami dirusak dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, inisiatif kami diblokir, tetapi, meskipun demikian, kami tidak akan tinggal diam,” tambahnya.

Pada Senin,3 April 2022, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan Kiev atas pembunuhan warga sipil di Bucha.

Kementerian menyatakan, pasukan Rusia sepenuhnya meninggalkan Bucha pada 30 Maret 2022.

Sedangkan 'bukti kejahatan Rusia', muncul empat hari kemudian, ketika petugas Dinas Keamanan Ukraina (SBU) tiba di Bucha.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut situasi di Bucha sebagai 'serangan berita palsu'.

Pada Senin, 4 April 2022, Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasiliy Nebenzya mengadakan konferensi pers darurat.

Ini dilakukan setelah Inggris, yang saat ini memimpin Dewan Keamanan PBB, menolak permintaan Rusia untuk pertemuan di Bucha dua kali dalam satu hari.

Selama konferensi pers, diplomat Rusia ini mempresentasikan rekaman video yang dibuat di Bucha, segera setelah penarikan pasukan Rusia: Tidak ada mayat di jalanan!

Pada Rabu ini, Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrey Kelin juga menggambarkan peristiwa Bucha sebagai provokasi.

Pada saat yang sama, diplomat menunjuk peran stasiun televisi BBC dalam kisah ini, dan koordinasinya dengan tindakan pemerintah.

Menurut Kelin kepada TASS, peristiwa di Bucha adalah 'provokasi berbahaya dan serius'.

Tujuannya, lanjut Kelin, untuk melemahkan sikap Moskow selama negosiasi dengan Kiev, dan juga untuk mengkonsolidasikan opini publik di dalam NATO dan Uni Eropa,.

"Akhir-akhir ini, pernyataan dibuat di Inggris pada tingkat tertinggi bahwa Ukraina harus mendekati negosiasi dengan Rusia dari 'posisi kuat," tambahnya.

Karena itu, tambah Kelin, entah bagaimana, Ukraina harus diarahkan (oleh Barat) ke 'posisi kuat' ini.

"Insiden Bucha menjelaskan bagaimana 'posisi kekuatan' ini diciptakan untuk Ukraina, melalui provokasi sangat berbahaya dan serius," ujarnya.

"Ini adalah bagaimana opini publik yang terkonsolidasi terbentuk di sekitar Ukraina, memperkuatnya secara politis," lanjut dubes.

“Mengejutkan betapa terencananya provokasi di Bucha.

Itu dilakukan tepat pada malam pertemuan Eropa dalam format UE-NATO, dan pertemuan G7 untuk membahas sanksi yang lebih keras terhadap Rusia, dan pengiriman senjata ke Ukraina," lanjutnya.

"Tampaknya, masalah ini sedang menjadi sorotan untuk mendukung diskusi tersebut," kata Kelin.

"Ini adalah 'bantuan' Inggris, yang, pada tahap ini, menggagalkan semua upaya negosiasi sepenuhnya," sambungnya.

Pada saat yang sama, Kelin menunjuk ke peran BBC dalam kisah ini, dan koordinasinya dengan tindakan pemerintah.

"Bukan rahasia lagi bahwa gambar pertama dibuat oleh wartawan BBC di Bucha pada 1 April, dan dipublikasikan di internet," jelasnya.

"Khususnya, hanya beberapa jam kemudian, Kantor Luar Negeri Inggris mengeluarkan pernyataan pertamanya, bukan [untuk memberi tahu publik] tentang tragedi Bucha, tetapi menyalahkan pihak berwenang Rusia atas segalanya," tambah Kelin.

"Ini tanpa pemeriksaan fakta yang dilakukan dan tidak ada bukti yang dipublikasikan," kata Kelin.

"Tongkat estafet diserahkan ke Downing Street (kantor PM Inggris di London) segera, dengan Perdana Menteri Inggris [Boris Johnson] mengeluarkan pernyataan serupa," lanjut Kelin.

"Saya terkejut dengan kecepatan dan tingkat koordinasi, dalam arti bahwa kunjungan ke Warsawa oleh Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss direncanakan sebelumnya," ujar Kelin.

"Di sana, Truss membuat pernyataan untuk mengatasi masalah ini bersama Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba," tambahnya.

Peristiwa itu terus berlanjut ketika Presiden Polandia Andrzej Duda tiba di London di mana kedatangannya dinilai sangat terkoordinasi, dan dipersiapkan dengan baik.

Namun, menurut Kelin, BBC melakukan semuanya sendiri, yang merekam secara provokatif, alih-alih (juga) sudah melakukan pengecekan fakta. Hasil pengecekan 'fakta' ini dipublikasikan pada Selasa lalu.

"Dokumen itu mengatakan bahwa alternatif lain [pandangan tentang peristiwa di Bucha] tidak mungkin," jelasnya.

Namun, menurut Kelin, itu tidak menyebutkan pidato Walikota Bucha pada 31 Maret 2022, yang menyatakann bahwa semuanya baik-baik saja setelah penarikan tentara Rusia.

."Itu juga tidak menyebutkan video populer yang menunjukkan pasukan Ukraina memasuki Bucha. Semua ini dikesampingkan selama pengecekan fakta," tambahnya.


Sang duta besar menarik kesejajaran antara peristiwa masa kini dan masa lalu, yang tampaknya diatur menurut rencana yang sama.

Kelin menyatakan dirinya terus mengamati tren ini di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.

Tepatnya ketika peluang negosiasi dengan Uni Eropa muncul, ketika ada kemungkinan peningkatan hubungan [Rusia] dengan Uni Eropa.

"Provokasi segera mengikuti, seperti upaya tahun 2018 oleh kapal-kapal Ukraina untuk menyeberang ke Selat Kerch. Dan, semua upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak segera digagalkan," kata diplomat itu.

“Ini adalah garis perilaku yang populer, dan tersebar luas bagi para diplomat Inggris: bergegas keluar dari aula selama pertemuan multilateral. Ini adalah kasus di OSCE dan selama forum lain," jelasnya.

OSCE sendiri merupakan singkatan untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, sebuah organisasi antarpemerintah yang berorientasi keamanan regional terbesar di dunia dengan status pengamat di PBB.

Mandatnya mencakup isu-isu, seperti kontrol senjata, promosi hak asasi manusia, kebebasan pers, dan pemilihan umum yang bebas dan adil.

OSCE mempekerjakan sekitar 3.460 orang, sebagian besar dalam operasi lapangannya, tetapi juga di sekretariatnya di Wina, Austria, dan institusinya.

Kehadiran OSCE berawal pada 1975 lewat Konferensi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (CSCE) di Helsinki, Finlandia. OSCE peduli dengan peringatan dini, pencegahan konflik, manajemen krisis, dan rehabilitasi pasca-konflik. Sebagian besar dari 57 negara yang berpartisipasi di OSCE, berada di Eropa, tetapi beberapa di Asia dan Amerika Utara.

Negara-negara yang berpartisipasi mencakup sebagian besar wilayah belahan bumi utara, dan OSCE didirikan selama era Perang Dingin sebagai forum diskusi antara Blok Barat dan Blok Timur.

Adapun ketika mengomentari wacana pihak oposisi dari Partai Buruh di Inggris untuk menurunkan status hubungan diplomatik negaranya dengan Rusia, Kelin memperingatkan, Rusia akan memberikan 'tanggapan segera, dan proporsional'.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia pada 3 April 2022 menolak klaim Ukriana Kiev bahwa pasukannya diduga membunuh warga sipil di Bucha.

Kementerian mengingatkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret 2022.

Sementara bukti palsu dari dugaan pembunuhan, disajikan empat hari kemudian, ketika agen Dinas Keamanan Ukraina (SBU) tiba di Bucha.

Juga disebutkan bahwa pada 31 Maret 2022, Walikota Bucha menyatakan dalam sebuah pidato video bahwa tidak ada tentara Rusia di komunitas tersebut.

Juga tidak disebutkan tentang penduduk setempat yang diduga ditembak mati di jalanan sehingga Lavrov mengecam tudingan itu sebagai 'serangan palsu'.***

Sumber: TASS

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah