Pada 26 Maret 2022, Taliban juga mengumumkan bahwa pria dan wanita tidak dapat mengunjungi taman di Kabul pada hari yang sama, menurut AFP.
Pada Agustus 2021, Taliban mendapatkan kembali kendali atas Afghanistan, 20 tahun setelah pemerintahannya digulingkan oleh pasukan pimpinan AS.
Ketika Taliban terakhir berkuasa, perempuan tidak diizinkan untuk bekerja, dan juga dilarang bersekolah.
Perempuan juga tidak bisa meninggalkan rumah tanpa ditemani seorang kerabat laki-laki.
Setelah kembali berkuasa, Taliban mengklaim bahwa pihaknya kali ini akan melindungi hak-hak perempuan, tetapi sejak itu Taliban terus memberlakukan aturan ketat kepada perempuan.
Wanita yang menjadi aktivis, politisi, dan hakim pada saat setelah kekalahan terakhir Taliban, menyatakan bahwa mereka takut diburu dan dihukum.
Begitu Taliban kembali berkuasa, wanita Afghanistan ketakutan bahwa Taliban akan menerapkan kembali pembatasan keras, seperti melarang mereka bekerja, dan menghukum pelanggar aturan dengan rajam.
Wanita di seluruh negeri, dilansir dari Insider, 16 Agustus 2021, takut akan pembalasan dan kehilangan hak dan kebebasan mereka.
Taliban menguasai Afghanistan pada akhir dekade 1990-an setelah mengambil alih petak-petak tanah yang luas.
Saat Taliban mengambil alih ibu kota provinsi dan menuju Kabul kali ini, para wanita di Afghanistan berbicara tentang bagaimana mereka mengkhawatirkan masa depan mereka.