Jepang dan Rusia Lanjutkan Proyek Migas Sakhalin-2

- 1 April 2022, 17:34 WIB
Ilustrasi - Kilang migas lepas pantai Pertamina Hulu Mahakam di perairan Kalimantan Timur.
Ilustrasi - Kilang migas lepas pantai Pertamina Hulu Mahakam di perairan Kalimantan Timur. /ANTARA/HO-Pertamina

Dmitry Medvedev, Taro Aso, Pangeran Andrew, Duke of York dan Maria van der Hoeven mengunjungi proyek Sakhalin-II pada 18 Februari 2009.

Kedua ladang tersebut diperkirakan mengandung 1.200 juta barel (190x106 meter kubik) minyak mentah dan 500 miliar meter kubik gas alam; 9,6 juta ton gas alam cair per tahun.

Sekitar 180.000 barel per hari (29.000 meter kubik per hari) minyak diproduksi.Total biaya proyek hingga 2014 awalnya diperkirakan oleh Royal Dutch Shell antarasembilan dan 11 miliar dolar AS.

Namun, biaya tersebut ternyata diremehkan secara substansial, dan Shell pada Juli 2005 merevisi perkiraan hingga 20 miliar dolar AS.

Sistem perpipaan TransSakhalin dirancang untuk transportasi hidrokarbon dari ladang Piltun-Astokhskoye dan Lunskoye di Utara Pulau Sakhalin ke fasilitas pemrosesan darat di distrik Nogliki dan ke kilang LNG, dan terminal ekspor minyak di Teluk Aniva.

Terminal ekspor minyak terletak di Teluk Aniva di sebelah timur kilang LNG. Ini termasuk pipa ekspor dan unit pemuatan kapal tanker, di mana pemuatan minyak ke kapal tanker dilakukan.

Kilang LNG Sakhalin-2 adalah yang pertama di Rusia. Terletak di Prigorodnoye di Teluk Aniva, 13 kilometer timur Korsakov.

Konstruksi kilang LNG dilakukan oleh OAO Nipigaspererabothka (Nipigas) dan konsorsium KhimEnergo, bersama-sama dengan dua perusahaan Jepang, Chiyoda Corporation dan Toyo Engineering Corporation.

Pembangkit ini telah dirancang untuk mencegah hilangnya penahanan besar-besaran jika terjadi gempa bumi dan untuk memastikan integritas struktural elemen penting seperti katup darurat dan ruang kontrol pembangkit.

Sakhalin Energy mencari dana dari Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan. Namun, pada 11 Januari 2007, EBRD menarik pertimbangan pembiayaan untuk Sakhalin-2, mengklaim bahwa akuisisi Gazprom atas saham pengendali Sakhalin-2 mengakibatkan proyek sehingga tidak layak bagi EBRD untuk melanjutkan proyek saat ini.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x