TOKYO, KALBAR TERKINI - Jepang tidak berniat untuk meninggalkan proyek minyak dan gas Sakhalin-2 bersama Rusia.
Perdana Menteri Fumio Kishida menyatakan, ini karena Jepang tertarik untuk melanjutkan pembelian sumber daya energi dalam kerangka kerjanya, dengan Rusia.
Di depan Parlemen Jepang pada Kamis, 31 Maret 2022, Kishida menegaskan bahwa proyek bersama Rusia itu sangat penting untuk ketahanan energi Jepang.
Baca Juga: 11 Negara Berebut Lima Slot Jatah Piala Dunia 2022 di Qatar: Menanti Negara yang Diserang Rusia
"Karena, proyek ini memastikan pasokan LNG jangka panjang dan stabil dengan harga yang wajar. Kami tidak bermaksud untuk meninggalkannya," katanya, dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran Pemerintah Rusia, TASS, Kamis.
Ditambahkan, kebijakan sanksi Grup 7 ke Rusia atas operasi militer di Ukraina, mempertimbangkan kepentingan masing-masing negara dari sudut pandang memastikan keamanan energi dan pasokan energi.
Sakhalin-2 sedang diimplementasikan di Sakhalin wilayah Rusia di bawah perjanjian bagi hasil. Sakhalin Energy adalah operatornya.
Baca Juga: Video Tawanan Perang Rusia Ditembak Tentara Ukraina, Jubir Kremlin: Mengerikan!
Gazprom dari Rusia memiliki saham pengendali (50 persen ditambah satu saham); Mitsui memiliki 12,5 persen; dan Mitsubishi memiliki - 10 persen.
Mayoritas LNG yang diproduksi dalam proyek tersebut mengalir ke Jepang.