Canberra menentang Jakarta di masa lalu, meskipun enggan mendukung kemerdekaan Timor Timur, kini menjadi negara Timor Leste.
Pun terkait pembentukan Malaysia selama Konfrontasi Indonesia-Malaysia, yang melihat konflik terbatas antara Australia dan pasukan Indonesia.
Di antara beberapa pejabat Indonesia, tindakan masa lalu itu telah membenarkan kecurigaan tentang Australia.
Salah satu pejabat ini adalah mantan komandan
Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Pada 2015, Gatot mendadak naik daun di dunia internasional lewat peringatannya, yang sering tentang perang proksi melawan Indonesia.
Gatot ketika itu menyatakan di hadapan para mahasiswa bahwa kemerdekaan Timor Timur merupakan bagian perang proksi Australia.
Ini karena Australia diklaimnya berusaha mengamankan lapangan minyak Greater Sunrise milik Indonesia.
Menurut de Haan, tidak jelas seberapa jauh kecurigaan tersebut dapat menyebar di kalangan pejabat Indonesia, meskipun tampaknya tidak banyak yang berpandangan sekuat Gatot.
Juga misalnya pada 2016, ketika Mayjen TNI Yoedhi Swastano menyatakan kepada Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, bahwa Indonesia dan Australia bersahabat.