China Pastikan Caplok Taiwan jika Perang Ukraina Meletus, Boris Johnson: Kejutan Terdengar di Seluruh Dunia

- 20 Februari 2022, 17:17 WIB
POTRET Donald Trump dan Borris Johnson
POTRET Donald Trump dan Borris Johnson /

KALBAR TERKINI - China Pastikan Caplok Taiwan jika Perang di Ukraina Meletus, Boris Johnson: Kejutan Akan Terdengar di Seluruh Dunia

China akan dengan mudah mencaplok Taiwan jika Krisis Ukraina berubah menjadi perang terbuka antara NATO vs Rusia.

Hal ini karena ketika perang terjadi di Ukraina, maka semua kekuatan Barat akan terpusat di medan perang itu.

Baca Juga: China Caplok Taiwan jika AS dan NATO Fokus Urusi Ukraina, Rusia Dituding Ingin Kembali Hidupkan Uni Soviet

Dengan demikian. menurut sejumlah analisis, armada-armada tempur Barat di seputar Selat Taiwan bakal absen.

Kondisi ini menjadi peluang emas bagi pasukan Tiongkok untuk menyerang pulau separatis yang memisahkan diri dari daratan China itu.

Senada itu, dilansir Kalbar-Terkini.Com dari Taiwan News, Minggu, 20 Februari 2022, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa Taiwan akan terpengaruh , jika konflik Rusia-Ukraina pecah.

Baca Juga: Jika Taiwan Diserang, Rudal Australia Hadang China

"Invasi Rusia ke Ukraina akan memiliki konsekuensi di seluruh dunia. Akan ada dampak global jika Barat gagal berkomitmen mempertahankan kedaulatan Ukraina, termasuk Taiwan," demikian laporan Taiwan News dari Taipei, Ibukota Taiwan.

Laporan ini mengutip pernyataan Johnson selama konferensi keamanan di Munich, Jerman, Sabtu lalu.

Johnson mengatakan: "Jika Ukraina terancam punah, kejutan akan bergema di seluruh dunia. Dan, gema itu akan terdengar di Asia timur , juga akan terdengar di Taiwan," ujarnya.

Baca Juga: Taiwan, Tempat paling Berbahaya di Dunia: Belas Kasihan China

Risiko potensi konflik di perbatasan Ukraina telah meningkat secara drastis, di mana Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan, dan semua pembicaraan diplomatik sejauh ini telah gagal.

"Kami tidak sepenuhnya tahu apa yang dimaksudkan Presiden Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin), tetapi pertandanya suram," tambah Johnson.

Analis menilai, China sangat memperhatikan bagaimana negara-negara Barat menanggapi ancaman Rusia.

Baca Juga: Bajak Laut Merajalela di Perairan Indonesia, Taiwan Berlakukan 'Seafarer Act'

Dalam editorial koran Jepang, Nikkei, Min Xipei, seorang pengamat politik dari German Marshall Fund, menilai bahwa jika AS tidak memenuhi janjinya melindungi Ukraina, itu dapat mendorong China meningkatkan kemampuan militernya untuk menghalangi AS membela Taiwan.

Pada Jumat, 18 Februari 2022, Presiden AS Joe Biden menyatan invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

“Kami percaya bahwa mereka akan menargetkan ibu kota Ukraina, Kiev, sebuah kota berpenduduk 2,8 juta orang yang tidak bersalah," katanya.***

Sumber: Taiwan News, berbagai sumber

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Taiwan News Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah