Laporan ini mengutip pernyataan Johnson selama konferensi keamanan di Munich, Jerman, Sabtu lalu.
Johnson mengatakan: "Jika Ukraina terancam punah, kejutan akan bergema di seluruh dunia. Dan, gema itu akan terdengar di Asia timur , juga akan terdengar di Taiwan," ujarnya.
Baca Juga: Taiwan, Tempat paling Berbahaya di Dunia: Belas Kasihan China
Risiko potensi konflik di perbatasan Ukraina telah meningkat secara drastis, di mana Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan, dan semua pembicaraan diplomatik sejauh ini telah gagal.
"Kami tidak sepenuhnya tahu apa yang dimaksudkan Presiden Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin), tetapi pertandanya suram," tambah Johnson.
Analis menilai, China sangat memperhatikan bagaimana negara-negara Barat menanggapi ancaman Rusia.
Baca Juga: Bajak Laut Merajalela di Perairan Indonesia, Taiwan Berlakukan 'Seafarer Act'
Dalam editorial koran Jepang, Nikkei, Min Xipei, seorang pengamat politik dari German Marshall Fund, menilai bahwa jika AS tidak memenuhi janjinya melindungi Ukraina, itu dapat mendorong China meningkatkan kemampuan militernya untuk menghalangi AS membela Taiwan.
Pada Jumat, 18 Februari 2022, Presiden AS Joe Biden menyatan invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
“Kami percaya bahwa mereka akan menargetkan ibu kota Ukraina, Kiev, sebuah kota berpenduduk 2,8 juta orang yang tidak bersalah," katanya.***