Ukraina Identik dengan Martabat Rusia: Merasa Ditampar AS, Moskow Rela Bertaruh Nyawa!

- 15 Februari 2022, 08:13 WIB
Nampak kapal perang Rusia, Minsk.
Nampak kapal perang Rusia, Minsk. /Reuters/Yoruk Isik/

Baca Juga: Skater Putri Rusia Gunakan Narkoba di Olimpiade: Akhir Karier Pelatih Legendarisnya

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris menyatakan, 'Eropa di tepi jurang', tetapi menambahkan bahwa 'masih ada waktu bagi Putin untuk mundur'.

Bagi Putin, setidaknya, pernyataan ini sama dengan meledek, jika dikaitkan dengan klaim pihaknya, bahwa justru AS yang justru meniupkan isu bahwa Rusia akan menyerang Ukraina.

Tapi bagi Putin, jika Rusa menumpuk pasukannya di Belarusia, sekutunya yang juga di perbatasan Ukraina, maka hal itu merupakan haknya.

Sementara Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyatakan kepada televisi Prancis bahwa 'semua elemen' telah siap untuk serangan Rusia yang kuat, tetapi 'tidak ada yang menunjukkan bahwa (serangan) adalah hari ini' sesuai keputusan Putin.

Meskipun ada peringatan dari Washington, London dan tempat lain bahwa pasukan Rusia dapat bergerak ke Ukraina segera setelah Rabu depan, pertemuan pada Senin lalu antara Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menyarankan sebaliknya.

Pada sesi dengan Putin, Lavrov berpendapat bahwa Moskow harus mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan AS dan sekutunya, meskipun mereka menolak untuk mempertimbangkan tuntutan keamanan utama dari Rusia.

Moskow, yang menyangkal memiliki rencana untuk menyerang Ukraina, menginginkan jaminan Barat bahwa NATO tidak akan mengizinkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya untuk bergabung sebagai anggota.

Rusia juga ingin aliansi Pakta Pertahanan Atkantik Utara tersebut menghentikan penyebaran senjata ke Ukraina, dan menarik mundur pasukannya dari Eropa Timur, tuntutan yang ditolak mentah-mentah oleh Barat.

"Pembicaraan tidak dapat berlangsung tanpa batas, tetapi saya akan menyarankan untuk melanjutkan dan memperluasnya pada tahap ini," kata Lavrov.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: BBC History The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah