Ukraina Identik dengan Martabat Rusia: Merasa Ditampar AS, Moskow Rela Bertaruh Nyawa!

- 15 Februari 2022, 08:13 WIB
Nampak kapal perang Rusia, Minsk.
Nampak kapal perang Rusia, Minsk. /Reuters/Yoruk Isik/

Republik Sosialis Bersatu atau Uni Soviet, dilansir Kalbar-Terkini.Com dari History, 1 September 2017,
menjadi negara baru dengan 15 republik, termasuk Ukraina dan Rusia, menjadi negara terbesar, dan paling kuat militernya di dunia.

Wilayah Soviet menempati hampir seperenam dari permukaan tanah di muka bumi, sebelum kejatuhan dan pembubarannya pada 1991.

Baca Juga: Rusia Berang AS Timbulkan Kepanikan, Putin: Spekulasi, Provokatif, bisa Timbulkan Konflik!

Republik Soviet Sosialis Bersatu terdiri dari 15 republik Soviet, yakni Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgistan, Latvia, Lituania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.

Maka, ketika ketegangan telah meningkat di Benua Eropa terkait Krisis Ukraina, disusul rancunya dialog telpon antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu dinihari WIB, maka sudah final bagi Rusia: Tunggu serangan!

Pada Senin, 14 Februari 2022 atau Selasa pagi ini WIB, dilansir dari The Associated Press, Kremlin memang mengisyaratkan siap untuk terus berbicara dengan Barat terkait keluhan keamanan yang menyebabkan krisis Ukraina saat ini.

Baca Juga: TikTok Tentara Wanita Ukraina Lumpuhkan Tentara Rusia: Mojok lantas 'Like'

Isyarat Kremlin ini menawarkan harapan adanya kemungkinan tidak akan menyerang tetangganya yang terkepung dalam beberapa hari, karena AS dan sekutu Eropa-nya sendiri sudah semakin ketakutan.

Namun, masih ada pertanyaan tentang niat Putin. Dan banyak negara termasuk AS sedang mengevakuasi para diplomat, dan waspada terhadap kemungkinan perang yang akan segera terjadi di tengah ketegangan Timur-Barat terburuk sejak Perang Dingin.

Dalam perjalanan diplomatik terakhir, kanselir Jerman mengatakan: "Tidak ada alasan yang masuk akal untuk penumpukan lebih dari 130.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina di utara, selatan dan timur, dan harus dilakukan lebih banyak dialog."

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: BBC History The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah