Israel-AS Sepakat Hajar Hamas dan Teroris Islam Radikal!

- 1 Juni 2021, 23:56 WIB
LINDSEY GRAHAM - Senator AS Lindsey Graham (R-SC) menghadiri sidang Komite Kehakiman Senat tentang hak suara di Capitol Hill di Washington, AS, 20 April 2021./PHOTO CREDIT: EVELYN HOCKSTEIN/POOL/REUTERS/
LINDSEY GRAHAM - Senator AS Lindsey Graham (R-SC) menghadiri sidang Komite Kehakiman Senat tentang hak suara di Capitol Hill di Washington, AS, 20 April 2021./PHOTO CREDIT: EVELYN HOCKSTEIN/POOL/REUTERS/ /EVELYN HOCKSTEIN/POOL/REUTERS

]KALBAR TERKINI - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dan Senator Partai Republik AS dari Carolina Selatan Lindsey Graham berdiskusi tentang provokasi Iran yang sangat mempengaruhi stabilitas keamanan di Timur Tengah. Termasuk sepak terjang Hamas dan kelompok teroris Islam radikal lainnya di Timur Tengah.

Diskusi digelar di Tel Aviv, Ibu Kota Israel, Senin,  31 Mei 2021, dilanjutkan kunjungan Graham ke Ashkelon, kota di selatan Israel yang paling terdampak akibat serangan roket Hamas dari Gaza selama perang 11 hari antara Hamas dan Israel pada 10-21 Mei 2021. 

Graham tiba di Israel pada Senin menyusul kunjungan bermisi serupa  dari Menteri Luar Negeri Anthony Blinken.  Dalam kunjungannya,  Graham menekankan kembali tentang pentingnya hubungan AS-Israel di mana Israel disebutnya sebagai 'mata dan telinga' AS dalam menanggulangi terorisme Islam radikal di Timur Tengah termasuk Hamas.  

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Jerusalem Post, kunjungan Graham atas nama Pemerintah AS di Israel ini akan berlangsung selama beberapa hari. Selama di Israel, Graham akan menilai akibat dari pertempuran 11 hari antara Israel dan Hamas dengan dukungan kelompok-kelompok teroris lainnya di jalur Gaza.   

 

Baca Juga: Covid-19 Direkayasa di Lab China: Segera Diumumkan Jurnal 'Quarterly Review'

Selama kunjungannya, Graham bertemu dengan pejabat tinggi Pemerintah Israel dan Angkatan Bersenjata Israel (IDF)  untuk menentukan jumlah bantuan yang dibutuhkan Israel termasuk untuk mengisi kembali Iron Dome (Kubah Besi). Pun  AS akan memnta Israel mengajukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membantu AS dalam menghalangi penyebaran terorisme di wilayah Palestina dan seluruh Timur Tengah.

Pada Senin, Graham langsung mengunjungi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di kantornya di Yerusalem untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi pertama setelah kedatangannya di Israel. 

"Tidak ada yang berbuat lebih banyak untuk Israel daripada Anda, Senator Lindsey Graham, pendukung aliansi kami. Dan,  kami tidak memiliki teman yang lebih baik," kata Netanyahu kepada Graham dalam pertemuan.

Baca Juga: Iran Produksi Susu Diet Bayi: Geliat Lawan Tekanan AS

"Saya ingin berterima kasih atas semua yang telah Anda lakukan selama bertahun-tahun untuk pertahanan kami, keamanan kami, terhadap (upaya melawan) Iran. Anda telah menjadi teman dan sekutu yang luar biasa," lanjutnya.

Graham pun membalas pujian itu, dan menggambarkan Israel sebagai 'mata dan telinga AS'.  Tidak ada yang dinilainya telah berbuat lebih banyak untuk melindungi AS dari Islam radikal daripada teman-teman AS di Israel.   

Graham mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan janji AS bahwa Israel dapat mengharapkan 'lebih' pada hari dan pekan berikutnya dari Washington.   

Baca Juga: Proyek Nuklir Iran kian Ngeri: Tolak Serahkan Rekaman ke PBB

Solusi Alternatif  untuk Nuklir Iran

Ditambahkan, AS  sedang mencari solusi alternatif untuk Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran . Presiden AS Joe Biden pun berjanji akan kembali ke JCPOA setelah menjabat pada Januari 2021. 

“Bagi setiap orang Amerika, apa yang terjadi dengan Iran, adalah  penting,  dan tidak hanya bagi Amerika, tetapi juga dunia,” kata Graham. “Hasil terburuk yang mungkin bagi dunia,  adalah membiarkan rezim Iran memperoleh kemampuan nuklir.” 

Setelah pertemuannya dengan Netanyahu, Graham bertemu Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi dan Menteri Pertahanan Benny Gantz, yang mengucapkan terima kasih atas 'dukungan besar untuk Israel,  untuk menjaga keamanan,  dan keunggulan kualitatif atas musuh-musuhnya dan di Timur Tengah pada umumnya.  

Baca Juga: Tusla, Kota yang Meratap: Ketika Negro-negro Kaya Dibunuh Kulit Putih

Gantz dilaporkan memberi tahu kepada Graham tentang perkembangan keamanan setelah Operation Guardian of the Walls,  dan berdiskusi dengannya tentang kelanjutan memerangi agresi Iran yang sedang berlangsung yang memengaruhi stabilitas di Timur Tengah. 

Adapun selama perjalanannya ke Ashkelon, Graham bertemu pejabat senior IDF, mengunjungi baterai Iron Dome, dan berbicara dengan penduduk kota Israel selatan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana rasanya hidup di bawah tembakan roket terus-menerus. 

"Pesan utama saya adalah lebih untuk Israel," kata Graham dalam komentar sebelum perjalanannya ke Ashkelon.

"Semakin banyak orang yang mencoba untuk menghancurkan Israel, semakin Hamas mencoba untuk menghancurkan Israel, semakin Iran mencoba untuk menghancurkan Israel, maka semakin banyak bantuan yang akan diberikan Amerika Serikat kepada Israel," tambahnya.

Baca Juga: Joe Biden Menangis di Pemakaman tak Dikenal

Setelah tiba di kota pesisir Israel, Graham mengunjungi rumah seorang warga negara Israel yang kehilangan nyawanya saat terkena serangan langsung di rumahnya dari roket Hamas.

"Waktu peringatan 30 detik," kata Graham. "Orang-orang di sini, di Ashkelon,  hidup dalam kewaspadaan sepanjang waktu, dan inilah yang dapat dilakukan roket-roket ini. Dan ketika ditembakkan dari Gaza, serangan roket ini dimaksudkan untuk membunuh sebanyak mungkin orang." 

Graham mencatat bahwa ketika Israel menanggapi,  IDF mencoba untuk 'membatasi kerusakan kepada teroris,  dan tidak membunuh warga sipil', yang secara langsung kontras dengan strategi Hamas,  dan kelompok teror sekutu terorisnya di Gaza. "Itu perbedaan besar," pungkasnya.***  

 

Sumber: The Jerusalem Post

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah