Mabuk, Junta Bantai 82 Warga: Mayat Dibakar, Makanan Penduduk Dirampok!

- 11 April 2021, 22:24 WIB
SEMBUNYI DI BARIKADE - Para pengunjuk rasa bersembunyi di balik barikade karung pasir di kubu protes anti-rezim di Jalan Ma Ga Dit di Bago saat diserang oleh pasukan rezim, Jumat 9 April 2021./FOTO DAN TEKS: MYANMAR NOW/
SEMBUNYI DI BARIKADE - Para pengunjuk rasa bersembunyi di balik barikade karung pasir di kubu protes anti-rezim di Jalan Ma Ga Dit di Bago saat diserang oleh pasukan rezim, Jumat 9 April 2021./FOTO DAN TEKS: MYANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Pada Sabtu pagi, pagoda terlihat bersih. Tak terlihat jenazah. Genangan-genangan dan noda-noda darah telah hanyut,  mayat-mayat hilang.

Sebelum barang bukti dihancurkan dengan cara dibakar di dalam Pagoda Zeyar Muni, otoritas kotapraja di bawah rezim,  memutus aliran listrik di Bago pada pukul tujuh hingga pukul 10,  Jumat malam.  

Dalam kondisi kota yang gelap gulita, tentara melancarkan teror. Saksi mata mengaku, tentara menggerebek rumah-rumah penduduk.

"Setelah memutus listrik di seluruh kota, mereka melakukan penangkapan dari daftar nama yang ada," kata seorang warga.“Jumlah pasti yang ditangkap belum diketahui. Beberapa meninggalkan rumah mereka. Beberapa melarikan diri ke tempat yang lebih aman.”

Sebuah surat kabar yang dikelola junta mengklaim pada Sabtu, hanya satu orang yang terbunuh setelah penduduk Bago menyerang angkatan bersenjata. Media corong pemerintah ini dalam beritanya menyalahkan penduduk setempat dan disebut menghasut sehingga memicu kekerasan. 

Tentara juga menggerebek rumah pemimpin protes lokal Bago, Myo Ko, Sabtu, tetapi Myo Ko berhasil menghindari penangkapan karena sudah bersembunyi.

“Tentara menghancurkan seluruh rumah saya. Mereka menghancurkan semua yang ada di rumah. Mereka juga menyita tiga sepeda motor, makanan, dan uang 1.000 dolar AS yang saya simpan di dalam rak buku, "kata Myo Ko, menambahkan," Mereka lebih buruk dari perampok. Ini adalah fasisme." 

Bahkan setelah aksi penjarahan dan pembunuhan mematikan  di Bago timur pada Jumat, pengunjuk rasa di bagian barat kota  -termasuk wilayah Kyaukkyisu, Ywathit dan Zinetaung - kembali memulai pawai menentang rezim pada Sabtu.

Utusan PBB Karantina Tujuh Hari

Masih dari The Irrawaddy, Kementerian Luar Negeri Thailand mengumumkan, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar  Schraner Burgener akan memulai serangkaian pertemuannya setelah menyelesaikan karantina di negara tersebut selama tujuh hari.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah