KALBAR TERKINI - Myanmar kian berdarah dan rumit. Setelah lebih 50 pengunjuk rasa tewas, seorang pejabat dari partai pimpinan Aung San Suu Kyi, tewas di dalam tahanan polisi, Sabtu, 6 Maret 2021 malam.
Bahkan, militer China dikabarkan akan segera dikerahkan ke Myanmar untuk menjadi penengah untuk berdiri di antara rakyat dan junta supaya stabilitas di Myanmar pulih. Pihak junta sendiri diklaim tak mau dekat dengan China melainkan ke AS. Pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi, yang digulingkan pada kudeta 1 Februari 2021, dianggap oleh pihak junta, selama ini terlalu dekat dengan China.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Reuters, Minggu, 7 Maret 2021, penyebab kematian Khin Maung Latt belum diketahui. Tapi berita kematiannya semakin memicu aksi protes dan massa yang lebih banyak, setidaknya di setengah lusin kota di Myanmar.
Baca Juga: Melihat Sakralnya Lianghui di Negeri Tirai Bambu Tiongkok
Menurut seorang anggota parlemen yang sudah dibubarkan lewat sebuah posting di Facebook-nya menulis, Khin Maung Latt adalah manajer kampanyenya yang ditangkap aparat pada Sabtu malam lalu di distrik Pabedan, Kota Yangon.
Seperti Bunuh Ayam
Hingga Minggu ini, pasukan keamanan terus menindak aksi protes di seluruh negeri. Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah pengunjuk rasa di Yangon dan di Kota Lashio, wilayah Shan utara, video menunjukkan.
Seorang saksi mata mengatakan, polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes di kota kuil bersejarah Bagan, dan beberapa penduduk mengatakan di postingan media sosial, bahwa peluru tajam digunakan.
Baca Juga: Skuadron Jet F/A-18C Hornet Dipensiunkan: Dilepas Haru Korps Marinir VMFA-323 di Dek USS Nimitz