Muslim Kashmir Diperkosa dan Dibunuh, Mana Nyalimu PBB?

- 28 Februari 2021, 21:15 WIB
TANGISAN - Sebuah akun Twitter tertanggal 30 Agustus 2017 menulis tentang seorang anak perempuan Kashmir bernama Zohra ketika diberitahu bahwa ayahnya  tewas. "Dia pergi haji, akan datang pada Idul Fitri dan membawakan saya pakaian baru," katanya./SCRENSHOT AKUN TWITTER JAMMUKASHMIR5 @JAMMU_KRISTEN/
TANGISAN - Sebuah akun Twitter tertanggal 30 Agustus 2017 menulis tentang seorang anak perempuan Kashmir bernama Zohra ketika diberitahu bahwa ayahnya tewas. "Dia pergi haji, akan datang pada Idul Fitri dan membawakan saya pakaian baru," katanya./SCRENSHOT AKUN TWITTER JAMMUKASHMIR5 @JAMMU_KRISTEN/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

JENEWA, KALBAR TERKINI -  Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Khalil Hashmi mendesak PBB segera meminta pertanggungjawaban India atas berbagai  pelanggaran hak azasi manusia (HAM) di wilayah Kashmir.

Kasus-kasus  pemerkosaan, pembunuhan, atau pemenjaraan terhadap warga tak bersalah di Kashmir, tak pernah adil diselesaikan  oleh otoritas India.  Dunia pun seakan membisu. Itu sebabnya, kini saatnya PBB diminta segera turun tangan supaya permasalahan di Kashmir tidak berlarut-larut. 

“Kegagalan meminta pertanggungjawaban India atas pelanggaran HAM di IIOJ & K (singkatan wilayah Kashmir) akan mengikis kredibilitas dewan ini, anggota, dan agenda hak azasi manusia global,” kecam Hashmi dalam debat umum di markas PBB di Jenewa, Swiss, Minggu, 28 Februari 2021. 

Baca Juga: Ritual Eksorsis Dukun Sri Lanka, Bocah Tewas Dipukul Tongkat

Untuk itu, sebagaimana  dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran Pemerintah Pakistan Associated Press of Pakistan, Minggu, PBB diminta utnuk berupaya mendapatkan akses bagi pengamat independen ke Jammu dan Kashmir di wilayah Kashmir.  Harus dilakukan penyelidikan yang tidak berpihak atas laporan berbagai pelanggaran HAM di wilayah sengketa tersebut.

Awalnya, utusan Pakistan tersebut berterima kasih kepada Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Bachelet, karena telah menyuarakan keprihatinan atas situasi HAM di Kashmir. Bachelet mengakui, wilayah  yang diduduki India ini telah disorot oleh berbagai laporan baik oleh pihaknya, media global, dan LSM independen. 

Bahkan pekan lalu, Bachelet menyatakan bahwa PBB sudah memperingatkan tentang berlanjutnya perubahan demografis di IIOJ & K atas dasar agama dan etnis, karena lebih dari tiga juta sertifikat kewarganegaraan ilegal dikeluarkan untuk non-Kashmir.

Baca Juga: Kapok, Cari Suaka di Jerman, Algojo Intelijen Suriah ini malah Dikerangkeng

Awal pekan ini juga, Duta Besar Hashmi menunjukkan, bahwa sekelompok pakar PBB lainnya menyatakan bahwa  serangan oleh pasukan India terhadap pembela hak asasi manusia dan jurnalis Kashmir, sebagai 'pola membungkam pelaporan independen melalui ancaman sanksi pidana'.  

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x