Penyerangan terhadap kelompok teroris oleh AS Jumat lalu itu, bisa dibenarkan. Tapi, bukan dengan cara menyerang dan melakukan pengrusakan di wilayah berdaulat Suriah.
"Bukan pula dengan cara yang melanggar ketentuan hukum internasional, Piagam PBB, konvensi hak asasi manusia, dan semua resolusi Dewan Keamanan PBB yang terkait dengan Suriah. Semuanya mengutuk terorisme tapi harus ada penghormatan terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Suriah," kecam Kemenlu Suriah.
Diserukan pula supaya AS mengubah pendekatan agresifnya terhadap Suriah, menghentikan agresi terhadap kedaulatan Suriah, dan menghentikan berbagai bentuk dukungannya terhadap organisasi teroris bersenjata yang targetnya supaya tak ada negara yang berinvestasi di Suriah.
Menurut Kemenlu Suriah, hal ini bisa dibuktikan lewat pemindahan ratusan teroris ISIS dari penjara yang dikendalikan oleh milisi SDF di Provinsi Hasakah ke markasnya di Al-Tanf, perbatasan Suriah-Yordania. Semua itu hanya menciptakan kekacauan dan memicu kondisi, konflik, dan ada upaya untuk memperpanjang krisis dan menghalangi solusi.
Ditambahkan, Pemerintah Republik Arab Suriah sudah menegaskan tekadnya untuk memulihkan setiap titik dan jengkal tanah airnya dari berbagai upaya pendudukan dan terorisme. Suriah ingin membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh teroris dan negara-negara pendukungnya.
Baca Juga: Brutal, Tentara Eritria Dua Hari 'non-Stop' Bunuh Ratusan Rakyatnya Sendiri
Kemenlu Suriah menyimpulkan pernyataannya dengan menyatakan, Republik Arab Suriah menyerukan sekali lagi kepada Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawabnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan segera bergerak untuk menghentikan upaya dari anggota tetapnya untuk tidak melanjutkan agresi dan kejahatan terhadap negara berdaulat.
Dewan PBB dituntut untuk mengakhiri pendudukan Israel, AS dan Turki di tanah Suriah, serta mencegah rencana negara-negara yang disebut penjajah ini, yang bertujuan untuk merusak integritas teritorial Suriah.***
Sumber: Syria Times