Amnesti Tiga Kelompok Radikal, Duterte Ingin Akhiri Konflik Berkepanjangan di Filipina

- 16 Februari 2021, 22:04 WIB
MORO - Tentara-tentara Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) sedang melakukan operasi militer di selatan Filipina. Kelompok militan ini ikut mendapat amnesti dari Pemerintah Filipina./OFFICIAL BLOG SITE OF THE MNLF/
MORO - Tentara-tentara Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) sedang melakukan operasi militer di selatan Filipina. Kelompok militan ini ikut mendapat amnesti dari Pemerintah Filipina./OFFICIAL BLOG SITE OF THE MNLF/ /

Termasuk 'tindakan dan kelalaian' yang dilakukan, atau dilakukan sebagai bagian dari rencana, program aksi, atau strategi yang diputuskan oleh pemimpin pemberontak untuk menggulingkan dan menggantikan pemerintah yang sah.  

Amnesti yang diberikan, tidak mencakup penculikan untuk tebusan, pembantaian, pemerkosaan, terorisme, dan kejahatan lain yang dilakukan terhadap kesucian manusia. Kejahatan-kejahatan tersebut juga didefinisikan lewat revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Filipina.

Hal ini mencakup  kejahatan untuk tujuan pribadi dan pelanggaran atas Undang-undang Berbahaya Komprehensif 2002 atau RA 9165, dan tindakan serius terkait pelanggaran Konvensi Jenewa 1949. 

Baca Juga: Kampanyekan PPKM, Upaya Koramil Matan Hilir Utara Bersama Instansi Terkait Tekan Penyebaran Covid-19

Kejahatan lain yang tidak tercakup dalam amnesti Duterte juga diidentifikasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai tidak akan pernah bisa mendapatkan amnesti. Di antaranya, genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, penyiksaan, penghilangan paksa, dan pelanggaran berat hak asasi manusia lainnya.   Lahir dari

Wilayah 'Keras'

Lahir di Maasin, Leyte Selatan, Mindanao, selatan Filipina, 28 Maret 1945, Presiden Filipina bernama lengkap Duterte Rodrigo Roa Duterte ini, adalah kepala negara Filipina pertama dari Mindanao. Inilah wilayah paling keras di negara tetangga Indonesia.

Lebih dikenal sebagai Digong dan Rody, Duterte mengawali kariernya sebagai  seorang politikus yang pernah memimpin PDP-Laban, partai politik yang berkuasa di Filipina.  Memimpin Filipina dalam usia 71 tahun pada 30 Juni 2016, Duterte tercatat sebagai orang tertua yang menjabat sebagai Presiden Filipina. Rekor sebelumnya dipegang oleh Sergio Osmena pada usia 65 tahun. 

Belajar ilmu politik di Lyceum of the Phlippines University,  Duterte lulus pada 1968 kemdian meraih , gelar sarjana hukum dari San Beda College of Law pada tahun 1972. Duterte kemudian bekerja sebagai pengacara dan menjadi jaksa penuntut di Kota Davao sebelum menjabat wakil wali kota kemudian wali kota paska Revolusi Filipina People Power pada 1986. Duterte tujuh kali memenangkan Pilwako Davao dan memegang jabatan tersebut selama lebih 22 tahun.

Baca Juga: Ringankan Beban Warga Perbatasan, Satgas Yonif 407/PK Gotong-Royong Perbaiki Jembatan

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x