Tentara Etnis Myanmar Menyerbu, Junta pun Gemetaran!

1 April 2021, 23:38 WIB
TENTARA KASCHIN - Wanita-wanita berambut dicat pirnag ini adalah personel Tentara Kemerdekaan Kachin saat sedang beristirahat di sela-sela latihan di kamp pelatihan di Laiza./EPA-EFE/MYANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI -  Setelah hampir dua bulan hanya berani berhadapan bahkan membantai rakyatnya sendiri, junta militer  Myanmar  akhirnya gemetaran. Pasukan-pasukan etnis,  yang selama ini berusaha dirangkul, kini berbalik gagang: menyerang berbagai fasilitas militernya.

'Turun gunungnya' tentara-tentara etnis di Myanmar untuk membela sesama rakyat yang terus dibunuh oleh aparat membuat pihak pemerintah junta, yang selama ini 'sibuk berlatih membunuh  rakyatnya sendiri', kini mulai keder.

Gempuran yang dilakukan oleh pasukan-pasukan etnis di Myanmar, seperti Tentara Pembebasan Rakyat Karen (KNLA) atau Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), telah menimbulkan korban yang tidak sedikit di kalangan militer junta. 

Baca Juga: Teroris Perempuan Serang Mabes Polri, Perhatikan Detik-Detik Penyerangan Berikut

Baca Juga: IPW: Serangan Teroris ke Mabes Polri Terkait Dendam Tewasnya Anggota FPI di Tol Cikampek!

Baca Juga: Mengenal Birute Galdikas, 50 Tahun Mengurusi Orangutan Kalimantan

Perang terus terjadi menyusul murkanya tentara-tentara etnis atas nasib sesama rakyat Myanmar yang terus melakukan pembunuhan sejak terjadinya kudeta atas kepemimpinan Aung San Suu Kyii pada 1 Februari 2021.

Itu sebabnya para pemimpin pasukan etnis menyatakan, mereka berada di depan rakyat, akibat kekejaman pihak junta militer yang sesuka hati membantai rakyatnya sendiri.

Solidaritas seama anak bangsa yang prihatin atas nasib rakyat ini, diprediksi akan menjadi momentum bersatunya pasukan etnis-etnis tersebut. Dengan demikian, jika dunia internasional menyebut akan terjadi perang saudara di Myanmar, maka setidaknya perang saudara akan terjadi antara rakyat melawan pihak junta: sesama saudara yang setelah menjadi aparat keamanan, tega membunuh lebih 500 warganya sendiri, sebagian besar adalah pengujuk rasa anti-junta.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Myanmar Now, Kamis, 1 April 2021, bentrokan kemungkinan akan berlanjut di Negara Bagian Kachin, bahkan setelah junta secara sepihak mengumumkan gencatan senjata pada Rabu, 31 Maret 2021.

Juru bicara KIA menyatakan, rezim kudeta Myanmar mengklaim akan menghentikan semua operasi militernya mulai Kamis ini, untuk mengadakan negosiasi dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata.  

Tetapi pemimpin KIA, Jenderal Naw Bu menyatakan, militer Myanmar justru tidak menghentikan kegiatannya di Kachin. “Terlepas dari pengumuman mereka, kami telah melihat bahwa mereka melanjutkan operasi seperti biasa,” katanya kepada Myanmar Now. "Itu juga terjadi di Negara Bagian Shan utara, bahkan setelah pengumuman gencatan senjata."

KIA telah melancarkan banyak serangan terhadap militer di negara bagian Kachin sejak Februari 2021. Pada Minggu, 28 Maret 2021,  pasukan KIA k berhasil merebut pangkalan militer Myanmar di dekat perbatasan China.

Militer pun membalas dengan tembakan artileri dan serangan udara. Sedikitnya, 20 tentara Tatmadaw, nama Angkatan Bersenjata Myanmar,  tewas, dan empat truk militer rusak dalam penyergapan KIA pada Rabu kemarin di kota selatan Mohnyin, menurut laporan beberapa media.

Naw Bu menegaskan, pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi serangan tersebut karena belum menerima kabar dari tentara KIA di daerah tersebut. “Kami melihat beritanya di media sosial, tetapi belum ada konfirmasi di lapangan, karena ada kesulitan berkomunikasi lantaran terputusnya saluran telepon,"  “Karena kami menggunakan saluran telepon dari China untuk berkomunikasi, maka itu agak sulit.”

Pada hari yang sama dengan serangan Mohnyin, Brigade 5 KIA menyerbu sebuah kantor polisi di tepi barat sungai Ayeyarwady di Kotapraja Shwe Gu, wilayah Negara Bagian  Kachin.

Sejak Februari 2021 telah terjadi sekitar 15 bentrokan antara militer dan KIA di Negara Bagian Shan utara, Mohnyin, Moekaung, Hpakant, Waingmaw, Dawthponeyan, dan Sadon.***

 

Sumber: Myanmar Now

Mari berdonasi bagi para jurnalis Myanmar Now dalam melawan  rezim Junta Militer Myanmar: https://www.myanmar-now.org/en/donate

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler