Dubes Italia Tewas, Milisi Hutu Balik Tuduh Pelakunya Tentara Kongo

25 Februari 2021, 23:35 WIB
MILISI - Milisi pemberontah Hutu Rwanda dituduh membunuh Dubes Italia untuk Repubik Demokratik Kongo, Luca Attanasio./REUTERS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KINSHASA, KALBAR TERKINI - Milisi Hutu Rwanda membantah membunuh Duta Besar Italia untuk Republik Demokratik Kongo. Dikenal sebagai   Pasukan Demokrat untuk Pembebasan Rwanda (FDLR), pihak pemberontak  ini balik menuduh bahwa pelakunya adalah Tentara Republik Demokratik Kongo (DRC). 

Menurut pihak Organisasi Pangan Dunia PBB (WFP) dan sumber diplomatik senior di Kinshasa, Ibu Kota Kongo, Dubes Luca Attanasio tewas karena terluka parah pada Senin. 22 Februari 2021. Attanasio ketika itu sedang bersama konvoi WFP dan diserang serentetan tembakan di dekat kota timur Goma.

Baca Juga: Waspada, Armada China sedang Bergerak ke Arah LCS!

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari laman berita Indepennt  Online (IO) milik Sekunjalo Independent Media, Kamis, 25 Februari 2021,  Pemerintah Italia telah mengkonfirmasi kematian tersebut. Dilaporkan,  seorang polisi Italia Vittorio Iacovacci dan juga seorang pengemudi yang tidak diidentifikasi, juga telah meninggal.

Kementerian Dalam Negeri DRC menyalahkan pembunuhan itu ke pihak FDLR yang telah menggelar pertempuran melawan DRC selama lebih dari seperempat abad. Dilansir IO dari AFP, pihak FDLR pada Selasa, 22 Februari 2021, menyatakan bahwa konvoi duta besar diserang di dekat perbatasan Rwanda, tidak jauh dari posisi FARDC (angkatan bersenjata DR Kongo) dan tentara Rwanda.

"Tanggung jawab atas pembunuhan keji ini ditemukan di jajaran kedua pasukan ini, dan sponsor mereka yang telah membentuk aliansi tidak wajar untuk melanggengkan penjarahan di DRC timur," kata pihak FDLR.

Baca Juga: Rudal Nuklirnya Picu Tsunami, Kapal Selam Induk Rusia Siap Bertarung di Samudera

FDLR membantah terlibat dalam serangan itu dan meminta Kinshasa dan pasukan penjaga perdamaian PBB MONUSCO untuk menjelaskan pembunuhan tersebut dan tidak menggunakan tuduhan yang tergesa-gesa.   

Namun, menurut seorang   pemantau AS, FDLR berada di dekat tempat serangan terjadi. "Ada kemungkinan bahwa pemberontak Rwanda bertanggung jawab atas serangan ini," katanya.  

Attanasio (43) mewakili Italia di Kinshasa sejak 2017. Tugas pertamanya, sebagai kepala misi disusul tugas kedua sebagai duta besar mulai Oktober 2019.

Baca Juga: Pastikan PTDH Bripka CS, Kadiv Propam Polri: Anggota Polri Dilarang Masuk Tempat Hibuan Malam

Presiden Italia Sergio Mattarella membenarkan apa yang disebutnya 'serangan pengecut'. 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak DRC untuk segera menyelidiki 'penargetan keji' dari misi PBB.

Puluhan milisi bersenjata berkeliaran di empat provinsi timur DRC. Banyak di antaranya adalah sisa-sisa dari perang yang merenggut jutaan nyawa sejak dekade 1990-an. Mereka  berasal dari negara-negara sekitar Afrika bagian tengah-selatan. 

Serangan Senin lalu terjadi di hutan lebat, kawasan pegunungan di utara ibu kota Kivu Utara Goma, wilayah Nyiaragongo yang merupakan salah satu bagian paling berbahaya di Kongo. FDLR adalah salah satu dari sejumlah kelompok bersenjata yang beroperasi di sana.

Beberapa pendiri kelompok itu terlibat dalam genosida Rwanda pada 1994 di mana mayoritas Hutu membantai 800 ribu orang, terutama Tutsi tetapi juga Hutu moderat. Kelompok itu menentang pemerintah Rwanda saat ini, tetapi belum melancarkan serangan skala besar di Rwanda sejak 2001.***  

 

Sumber: Independent Online (IO)

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler