Lolos dari Penculik, Puteri Dubai Muncul Tiga Tahun kemudian!

19 Februari 2021, 00:50 WIB
KOLASE - Kolase potret Putri Latifa dan ayahnya, miliarder penguasa Dubai Mohammed bin Rashid al Maktoum./SCREENSHOT TOUTUBE REUTERS & INSTAGRAM@HHSHKMOHD/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Ini kisah nyata. Seorang puteri menghilang selama bertahun-tahun kemudian muncul kembali. Tanpa kabar berita membuat semua temannya sempat menyangka bahwa sang puteri sudah tiada.

Kisah yang dialami Puteri Latifah dari Uni Emirat Arab ini benar-benar mirip cerita dalam berbagai film action Hollwood. Maka, tak pelak lagi, dunia heboh ketika Latifah muncul dan berbicara kepada media.

Disebut bikin heboh, karena Latifah 'bukan puteri sembarng puteri'. Ia adalah anak dari penguasa Dubai, Mohammed bin Rashid al Maktoum. Bukan hanya itu, ayahnya juga menjabat Perdana Menteri Uni Emirat Arab.

Baca Juga: 'Curhat' Presiden Iran tentang Donald Trump: Ternyata Orang Gila Kendalikan Amerika!

Telah tiga tahun lamanya, tidak ada kabar dari sang princess, hingga teman-temannya menyelundupkan handphone baginya, sehingga bisa mengabarkan kondisi terkini.

Dengan lantang, putri Dubai yang hilang mengatakan dia adalah 'sandera' dalam video itu, sebagaimana dikutip dari Sky News, Rabu, 17 Februari 2021 waktu Inggris.

Pada Maret 2018, Latifah berusaha melarikan diri dari keluarganya dengan mencoba berlayar melintasi Samudra Hindia,  tetapi dibawa kembali ke Dubai  dalam misi penyelamatan, menurut keluarga kerajaan.

Video hasil selundupan itu, menurut Sky News, merupakan pernyataan di musim semi dan musim panas 2019. 

Baca Juga: Kerap Mencuri di Pedesaan, Tentara Bayaran Turki Tega pula Culik Warga Suriah

Kenapa baru dirilis sekarang? Sky News menjawab, karena sang putri tidak dapat dihubungi selama sembilan bulan, dan ia kini telah mengizinkan publikasi dan melaporkan video itu, bukan hanya ke aparat di negaranya, melainkan hingga ke Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Hanya saja, Sky News tak merinci kenapa teman-teman sang puteri bisa mengetahui keberadaannya sehingga mengirimkan ponsel. Sky News hanya menyatakan, Latifah dalam video tersebut menceritakan kisahnya untuk kali pertama, termasuk klaim bahwa dia dibius selama pemulangan paksa pada 2018.

"Pria ini datang dengan kantong kecil, seperti kantong kamuflase, dan dia mengeluarkan jarum dan dia menyuntikku di lenganku."

"Jadi saya di sebuah vila. Saya sandera. Vila ini telah diubah menjadi penjara. Semua jendela ditutup, saya tidak bisa membuka jendela apa pun.”

"Ada lima polisi di luar dan dua polisi perempuan di dalam rumah dan saya bahkan tidak bisa keluar untuk mencari udara segar."

Pengakuan lainnya, yang videonya juga dirilis Reuters, dia dipukuli, dibius dan dipenjarakan.

Dia telah dikurung di sebuah vila kerajaan dan ditempatkan di bawah penjagaan bersenjata dan jeruji di jendela.

Puteri Latifa menegaskan dia adalah sandera, menginginkan paspornya, dan bebas meninggalkan UEA

"Saya membuat video ini dari kamar mandi karena ini adalah satu-satunya ruangan dengan pintu yang dapat saya kunci.”

"Pintu kamar saya, saya tahan, karena saya tidak bisa mengunci pintu kamar saya, tidak ada kunci. Saya taruh botol dan beberapa kotak di bawahnya jadi jika seseorang membuka pegangannya akan berbunyi keras dan itu akan terjadi. menjadi seperti alarm jadi saya berhenti bicara. Jadi ya, inilah situasi saya sekarang."

"Saya berjuang sekeras yang saya bisa. Saya memakai sandal jepit dan sandal jepit saya lepas jadi saya bertelanjang kaki. Saya tidak punya senjata. Saya diikat. Saya melawan banyak orang dengan senjata. Itu tidak mudah," katanya.

Ketika dalam pelarian 2018, Puteri Latifa  mengaku diseret ke perahu yang lebih kecil, dan dia menjelaskan bagaimana dia secara fisik ditahan dan dibius.

Akhirnya, dia dipindahkan ke helikopter dan dibawa kembali ke Dubai. 

"Jadi ketika saya bangun, jet pribadi sudah mendarat di Dubai bersama salah satu polisi wanita, dia seperti. Saya bangun dan dia mengepang rambut saya saat saya tidur. Dan saya perhatikan bahwa tangan saya seperti benar-benar memar dan bengkak, terutama tangan kiri saya, karena zip tie masih terpasang. "

Dia mengatakan dia diinterogasi, dan dibawa ke sel di penjara Al Alwir di pinggiran Dubai, sebelum dia dipindahkan ke vila yang dijaga.

Kira-kira tiga bulan dia berada di sel penjara al Awir.

"Untuk beberapa waktu saya kurang tidur, saya tidak benar-benar tidur nyenyak, terkadang saya pingsan karena kelelahan.”

Baca Juga: Murka Pelanggaran HAM di Kamp Uighur, Biden: Awas, China akan Bayar Mahal

Bagaimana kisah dari Sisi Kerajaan Dubai?

Syekh mengatakan Latifa tertipu seseorang yang menginginkan uang, sehingga melarikan diri. Dalam sebuah pernyataan, Syekh menegaskan, mengembalikannya ke Dubai adalah misi penyelamatan.

Dia mengatakan sang putri aman dan sehat, dan mereka ingin menjaga privasinya.

Ayah Latifa, yang juga Perdana Menteri Uni Emirat Arab, adalah orang yang kuat dan berpengaruh, dengan pacuan kuda dan aset properti di Inggris. Syekh secara teratur terlihat bersama para kepala negara, termasuk Ratu Elizabeth.

Namun, dia juga menjadi subyek tuduhan yang datang dari sejumlah anggota keluarganya. 

Dua mantan istri mengklaim dia melecehkan mereka. Begitu pula Latifa dan salah satu saudara perempuannya.

Syekh membantah semua ini.

Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan: "Ini adalah kasus yang memprihatinkan. Meskipun Inggris tidak berwenang, kami akan mengikuti perkembangan apapun dengan cermat.”

"Kami secara rutin mengangkat masalah hak asasi manusia dengan negara lain, termasuk dengan UEA, dan tidak pernah menghindar dari percakapan itu jika diperlukan.***

 

Artikel ini sudah tayang di Pikiran Rakyat, Rabu, 17 Februari 2021

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler