Itu sebabnya 'kaum' anjing ini bisa lebih baik dalam menanggapi rangsangan di bidang pusat, yang dapat memudahkan mereka untuk melakukan kontak mata dengan manusia.
Tim mengambil 125 ekor anjing dewasa melalui serangkaian percobaan, termasuk di mana anjing diberi sedikit sosis setiap kali setelah melakukan kontak mata dengan pelaku eksperimen.
Seperti yang diperkirakan, tim menemukan bahwa anjing menjadi lebih cepat dalam melakukan kontak mata saat percobaan berlangsung.
Tetapi, mereka juga menemukan bahwa banyak faktor terkait ukuran kepala dan ras anjing mempengaruhi kecepatan, dan jumlah kontak mata antara hewan yang berbeda.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa anjing dengan indeks cephalic yang lebih tinggi (kepala lebih pendek) melakukan kontak mata lebih cepat," tulis tim tersebut.
Fungsi pembiakan juga mempengaruhi kinerja anjing: ras yang kooperatif dan bonggol, menjalin kontak mata lebih cepat daripada anjing dari ras non-kooperatif.
Anjing yang lebih muda, membentuk kontak mata lebih cepat daripada yang lebih tua.
Anjing yang lebih ceria membentuk kontak mata lebih cepat."***
Sumber: Science Alert