Diet Ekstrem ala Tya Ariestya Disebut Berbahaya, Ini Catatan Ahli

- 5 Maret 2021, 05:57 WIB
heboh tips diet Tya Ariestya yang dituding sesat, mendorong dokter sarankan teraoi nutrigenomic sebelum jalani diet.
heboh tips diet Tya Ariestya yang dituding sesat, mendorong dokter sarankan teraoi nutrigenomic sebelum jalani diet. /Instagram@tya_ariestya/

Baca Juga: Kala Netizen 'Nyinyir' Penampilan Ayu Ting Ting

Jika hanya memakan nasi dengan lauk tanpa serat, maka kadar glukosa akan naik dan merangsang insulin.

"Insulin, kalau diproduksi dalam jumlah yang tinggi, bisa terjadi proses inflamasi atau peradangan dalam waktu yang singkat. Dalam waktu panjang, itu beresiko hiperglikemi dan diabetes meritus," kata wanita yang juga merupakan Konsultan Gizi Royal Sport Performance Center Senayan City itu.

Serat dari sayuran juga menggerakkan peristaltik usus besar yang berfungsi memuluskan pekerjaannya untuk mengeluarkan zat toksik di dalam tubuh.

Baca Juga: Kala Netizen 'Nyinyir' Penampilan Ayu Ting Ting

Jika tidak didukung oleh serat, maka bisa timbul resiko kanker kolon.

Terakhir, sayur menghasilkan sisa basa yang sesuai dengan pH tubuh yang juga merupakan basa.

"Tubuh kita pH-nya basa. Jadi kalau kita mengonsumsi makanan lalu hasilnya asam, maka ginjal, hati dan paru-paru langsung bekerja untuk membasakan," kata Dr. Rita.

"Orang yang misalnya hanya makan protein saja bisa gagal ginjal karena ginjalnya bekerja keras untuk membasakan.

Baca Juga: Berbeda Dengan Asma Biasa, Pada Penderita Covid-19 Berdurasi 7 hingga 25 Hari

Kalau kita makan sayur, maka itu akan membasakan dan kerja tubuh kita jadi tidak berat," imbuhnya.

Selain tidak memakan sayur, diet ala Tya Ariestya juga disorot karena asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori (Very Low Calorie Diet/VLCD).

Menurut Dr. Rita, hal ini membahayakan kesehatan dan memiliki dampak jangka pendek hingga panjang.

Dampak jangka pendeknya dengan defisit energi tersebut menyebabkan proporsi tubuhnya akan menjadi tidak bagus.

Jadi, komposisi tubuhnya tidak hanya lemak saja yang hilang, tapi juga penurunan massa otot, tulang, dan total air dalam tubuh.

Baca Juga: Cha Eun Woo Pertimbangkan 'Kutukan'

Sementara, untuk jangka menengah, nantinya akan menjadi tidak cukup untuk memberikan energi ke kerja basa dan imunitas, dan bisa jatuh ke malnutrisi.

"Imunitas terganggu, dan kalau terekspos virus dan bakteri akan lebih mudah terpapar," jelasnya.

Lebih lanjut, untuk efek jangka panjangnya, akan terjadi resiko gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan lambung, hingga irama denyut jantung.

"Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang irreversible -- tidak bisa diperbaiki. Perbaikan pola hidup, pemberian obat, mereka tidak mengembalikan (organ) ke fungsinya hingga 100 persen seperti semula. Jadi, jangan coba-coba lakukan diet ekstrem ini," kata Rita.***

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x