Cacar Monyet Penyakit Kutukan, 98 Persen Pengidap adalah Kaum Biseksual!

8 Agustus 2022, 15:50 WIB
Ilustrasi gejala cacar monyet. Kenali gejala khas cacar monyet dan ketahui perbedaannya dengan cacar air dan campak. /Kemenkes

KALBAR TERKINI - Penyakit cacar monyet (monkey pox) identik dengan penyakit kutukan. Ini mirip ketika Allah mengutuk warga Kota Sodom dan Gomorah yang kecanduan seks sejenis.

Disebut kutukan, karena 98 persen pengidapnya di seluruh dunia adalah kaum biseks, di luar Afrika, 'kampung halaman' cacar monyet.

Kalangan pakar kesehatan sepakat, cacar monyet secara teknis, bukan penyakit menular seksual, meskipun sebagian besar kasusnya menyebar di kalanga gay dan lesbian.

Baca Juga: Pengertian Cacar Monyet, Kenali Gejala, Cara Pencegahan Hingga Mengobatinya

Virus ini dapat menyebar ke siapa saja yang memiliki kontak fisik dekat dengan orang yang terinfeksi, pakaian atau seprai mereka.

Jadi, bagian dari kerumitan memerangi cacar monyet adalah menyeimbangkan antara tidak menstigmatisasi pria yang berhubungan seks dengan pria.

Di Eropa, dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Sabtu, 6 Agustus 2022, kasus terbanyak dilaporkan terjadi di Spanyol setelah AS di Benua Amerika.

Otoritas kesehatan Spanyol dan kelompok masyarakat sedang berjuang untuk memeriksa wabah yang telah merenggut nyawa dua pemuda.

Baca Juga: Indonesia Harus Siaga Merah: Cacar Monyet Papar Lima Warga Singapura!

Keduanya dilaporkan meninggal karena ensefalitis, atau pembengkakan otak, yang dapat disebabkan oleh beberapa virus.

Kebanyakan kasus cacar monyet hanya menyebabkan gejala ringan.

Spanyol telah memiliki 4.942 kasus yang dikonfirmasi dalam tiga bulan terakhir sejak dimulainya wabah, yang telah dikaitkan dengan dua rave di Eropa.

Menurut para ahli, virus itu kemungkinan menyebar melalui hubungan seks.


Satu-satunya negara dengan infeksi lebih banyak daripada Spanyol adalah AS, yang jumlahnya jauh lebih besar yakni 7.100 kasus.

Secara keseluruhan, wabah cacar monyet global telah memicu lebih dari 26.000 kasus di hampir 90 negara sejak Mei 2022.

Ada 103 dugaan kematian di Afrika, sebagian besar di Nigeria dan Kongo, di mana bentuk cacar monyet yang lebih mematikan menyebar daripada di Barat.

Spanyol telah mendistribusikan 5.000 suntikan vaksin, dua suntikan ke klinik kesehatan.

Kementrian Kesehatan Spanyol berharap untuk menerima 7.000 lagi dari Uni Eropa (UE) dalam beberapa hari mendatang.

UE telah membeli 160.000 dosis vaksin dan menyumbangkannya ke negara-negara anggota berdasarkan kebutuhan.

Blok itu mengharapkan 70.000 suntikan lagi akan tersedia minggu depan.

Untuk memastikan bahwa suntikan tersebut diberikan dengan bijaksana, kelompok masyarakat dan asosiasi kesehatan seksual yang menargetkan pria gay, biseksual dan wanita transgender, mengambil alih.

Di Barcelona, BCN Checkpoint, yang berfokus pada pencegahan AIDS/HIV di komunitas gay dan transgender, kini menghubungi orang-orang yang berisiko untuk menawarkan salah satu vaksin berharga kepada mereka.


Pep Coll, Direktur Medis BCN Checkpoint menyatakan bahwa peluncuran vaksin difokuskan pada orang-orang yang sudah berisiko tertular HIV.

Juga bagi siapa saja yang sedang menjalani pengobatan pencegahan, yakni pria dengan jumlah pasangan seksual yang tinggi.

Selain itu , BCN Checkpointjuga menghubungi kalangan yang aktif melakukan 'chemsex' (seks dengan penggunaan obat-obatan), serta orang-orang dengan respons imun yang tertekan.


Tetapi, ada lebih banyak orang yang sesuai dengan kategori itu daripada dosis.

“Jika kita hanya mempertimbangkan jumlah orang (pada pengobatan HIV profilaksis) ditambah jumlah orang dengan HIV, kita berbicara tentang sekitar 15.000 orang (hanya di Barcelona),” kata Coll.

Kurangnya vaksin, yang jauh lebih parah di Afrika daripada di Eropa dan AS, membuat kebijakan kesehatan masyarakat sosial menjadi kunci, menurut para ahli.

Seperti halnya pandemi virus corona, snagat penting untuk pelacakan kontak untuk mengidentifikasi orang yang mungkin terinfeksi.

Namun, sementara COVID-19 dapat menyebar ke siapa saja hanya melalui udara, kontak fisik yang dekat yang menjadi sarana utama untuk cacar monyet sehingga membuat beberapa orang ragu untuk berbagi informasi.

“Kami memiliki aliran kasus baru yang stabil, dan ada kemungkinan kami akan memiliki lebih banyak kematian," kata Amós García.

",Mengapa? Karena pelacakan kontak sangat rumit, dan bisa menjadi masalah yang sangat sensitif bagi seseorang untuk mengidentifikasi pasangan seksual mereka,” kata ahli epidemiologi dan Presiden Asosiasi Vaksinologi Spanyol ini.

Pemerintah Spanyol menyatakan bahwa 80 persen dari kasusnya adalah di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, dan hanya 1,5 persen adalah wanita.

Tetapi García bersikeras bahwa itu akan terjadi kecuali seluruh masyarakat, terlepas dari jenis kelamin atau orientasi seksual, memahami bahwa memiliki berbagai pasangan seksual, menciptakan risiko yang lebih besar.

“Hal yang sama terjadi dengan AIDS/HIV, ketika pada suatu saat, kelompok laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, paling terpengaruh (sebelum menyebar ke kelompok lain)," lanjutnya.

"...dan itu bisa menjadi jalan yang ditempuh jika kita tidak mampu. mengirim pesan yang kuat kepada masyarakat,” kata García.

Mengingat kelangkaan vaksin dan masalah dengan pelacakan kontak, lebih banyak tekanan diberikan untuk mendorong pencegahan.

Sejak awal, pejabat pemerintah menyerahkan peran utama dalam kampanye terbuka kepada kelompok masyarakat.

Pendapat senada disampaikan oleh Sebastian Meyer, presiden asosiasi STOP SIDA, yang didedikasikan untuk perawatan AIDS/HIV di komunitas LGBTQ Barcelona.

Logikanya, menurut Meyer, bahwa kelompoknya dan yang lain seperti itu akan dipercaya sebagai pembawa pesan, dengan pengetahuan orang per orang tentang cara mendorong upaya menjaga kesehatan.

Asosiasi komunitas yang mewakili pria gay dan biseksual telah membombardir media sosial, situs web, dan blog.

Mereka membanjiri dengan informasi tentang keamanan cacar monyet.

Pejabat di wilayah Catalonia, termasuk Barcelona yang memiliki lebih dari 1.500 kasus, mendorong pengumuman layanan masyarakat di aplikasi kencan Tinder dan Grindr yang memperingatkan tentang penyakit tersebut.

Tetapi, Meyer yang berada di dewan penasihat cacar monyet untuk pemerintah nasional Spanyol dan Catalonia, menyatakan bahwa masih banyak yang harus dilakukan.

Meyer percaya bahwa kelelahan akibat pandemi COVID-19 telah berperan.

Dokter menyarankan orang dengan lesi cacar monyet untuk mengisolasi, sampai mereka benar-benar sembuh, yang bisa memakan waktu hingga tiga minggu.

“Ketika orang membaca bahwa mereka harus mengasingkan diri, mereka menutup halaman web dan melupakan apa yang telah mereka baca,” kata Meyer.

"Kami baru saja keluar dari COVID, ketika Anda tidak bisa melakukan ini atau itu, dan sekarang, ini dia lagi, orang-orang membencinya," tambahnya.

Meyer mengakui bahwa kelompoknya saat ini sedang melakukan brainstorming terkait cara untuk mengubah dan meluncurkan kembali pesan mereka.

“Jika Anda belum terpilih untuk vaksin, jawabannya adalah jangan putus asa berharap Anda akan mendapatkannya,” katanya.

“Jawabannya adalah untuk lebih berhati-hati. Itu jauh lebih baik daripada vaksin apa pun," tambahnya.


Adapun rekaman Alkitab tentang Sodom dan Gomora tercantum dalam kitab Kejadian pasal 18-19.

Kejadian pasal 18 merekam bagaimana Allah dan dua malaikat, datang untuk berbicara dengan Abraham.

Allah memberitahu Abraham banhwa 'Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya' (Kejadian 18:20).

Ayat 22-23 merekam bagaimana Abraham memohon supaya Allah berbelas kasihan pada Sodom dan Gomora, karena keponakannya Lot serta keluarganya sedang tinggal di Sodom.

Kejadian pasal 19 merekam bagaimana kedua malaikat, yang menjelma sebagai pria, mengunjungi Sodom dan Gomora.

Lot menemui para malaikat itu di alun-alun kota, dan mendesak mereka untuk tinggal di rumahnya.

Alkitab kemudian menulis: "Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota..."

"...tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. Mereka berseru kepada Lot: 'Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka'.(Kejadian 19:4-5).

Para malaikat itu kemudian membutakan semua pria Sodom dan Gomora.

Lot serta keluarganya disesak untuk menyelamatkan diri dengan melarikan diri dari kota itu, demi menghindari murka Allah yang segera dicurahkan.

Lot dan keluarganya melarikan diri. Kemudian: "Allah menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari ALLAH, dari langit..."

"...dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah" (Kejadian 19:24-25).

Dosa Kota Sodom dan Gomora adalah homoseksualitas. Dengan demikian, muncullah istilah 'sodomi' untuk merujuk pada hubungan seks anal antara dua pria, baik secara sukarela maupun dipaksa. ***

Sumber: The Associated Press, berbagai sumber

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber The Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler