waktu terasa begitu lambat, setiap ketukan detik yg Sri bayangkan terasa mengambang dalam sepi di kamar itu, lalu, terdengar suara lirih.
suara yg membuat Sri merasa tidak sendiri lagi, suara itu, terdengar dari luar kamar.
"Mbaaak Sriii, mbaaak, in i aku Dela" mendengar itu, Sri langsung tercekat, entah apa itu, suara itu seakan mengancamnya
"Mbaknya sudah tidur, ini aku Dela mbak, di buka dulu pintunya mbak"
Sri masih diam, ia mencoba menahan diri, suara itu, menganggunya "Mbak Sri, saya tau kamu masih terjaga, dibuka dulu pintunya, nanti, saya kasih tahu rahasia"
kaki Sri, mulai melangkah turun, ia bernjak dari tempatnya, namun, ia masih ragu.
Sri belum menjawab, ia masih diam, membiarkanya ditelan sunyi, di obrak-abrik sepi, sampai, keheningan itu menguasai.
senyap. suasana saat itu sangat senyap, namun, perasaan itu, seakan menekan Sri dalam kegilaan dan rasa penasaran yg saling melahap satu sama lain.
Sri gila. benar saja, keheningan itu membuat sebagian pikiran Sri tertekan, hingga, Sri merasa, bahwa Dela telah pergi.
Sri mencoba untuk menenangkan diri, ia terduduk dengan kaki yg sudah lemas, namun, tiba-tiba.