Surat Terbuka Ratna Sari Dewi Soekarno untuk Presiden Soeharto: Siapa yang Membantai 800 Ribu Nyawa Rakyat?

- 12 Mei 2022, 09:04 WIB
Ratna Sari Dewi Soekarno. Selain memperhatikan betul budaya Indonesia, ia juga rupanya memperhatikan kondisi politik di tanah air, salah satunya ketika ia menulis surat terbuka kepada Presiden Soeharto tentang pembantaian sedikitnya 800 ribu nyawa.
Ratna Sari Dewi Soekarno. Selain memperhatikan betul budaya Indonesia, ia juga rupanya memperhatikan kondisi politik di tanah air, salah satunya ketika ia menulis surat terbuka kepada Presiden Soeharto tentang pembantaian sedikitnya 800 ribu nyawa. /@nadiawita

Bung Karno telah berjasa membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda yang 350 tahun lamanya. Setelalh 13 tahun di penjara dan dibuang pemerintah Belanda dan memimpin perjuangan bersenjata untuk kemerdekaan Indonesia selama tahun 1945 sampai tahun 1949. Bung Karno itu pasti tahu apa yang harus diperbuat untuk mengisi kemerdekaan negerinya.

Tanpa kepemimpinan Bung Soekarno Tuan pasti tidak akan punya kedudukan sebagai Presiden seperti sekarang ini. Bung Soekarno itu telah meletakkan Undang-undang dasar yang demokratis untuk Indonesia dan telah mendirikan “Lingua Franca”.

Dibidang seni dan budaya beliau adalah promotor. Beliaulah orangnya yang telah meletakkan dasar untuk pembangunan Bangsa Indonesia. Apakah dengan jasa-jasanya itu tidakkah pantas beliau mendapatkan imbalan?!.

Andaikan Bung Soekarno tahu bahwa akan terjadi suatu pengkhianatan yang berakibat pembunuhan antar sesama Bangsa seperti peristiwa G 30 S itu pasti beliau tidak akan menyetujuinya

Dan sayapun tidak akan tinggal diam apabila sampai suami saya terlibat dalam tindakan kekerasan itu. Didepan mata saya Bung Karno itu sangat terpuji dengan sifat-sifatnya yang luhur! Saya sangat yakin bahwa kalau ada seseorang yang berbuat dengan cara sadar dan sistematis membunuh sesama manusia maka perbuatan itu adalah yang paling keji dan tak beradab. Saya kenal pepatah Jepang yang berbunyi “mencekek seseorang dengan kain sutra: Sehubungan dengan inilah Tuan Suharto. Tuan telah memperkenankan Bung Karno itu diperlakukan sedemikian rupa tersiksa baik lahir maupun batinnya.

Selama ini saya belum pernah mengeluarkan suara atau pernyataan apa-apa karena saya sadar bahwa Tuan sedang menghadapi persoalan-persoalan yang cukup gawat. Tapi kali ini saya harus berbicara secara terbuka kepada Tuan karena: pertama-pertama untuk menjaga keselarnatan dan nama baik Presiden Soekarno.

Ketika Presiden Soekarno menyerahkan wewenangnya kepada Tuan sebagai pejabat Presiden pada tanggal 7 Märet 1967 telah diberikan 3 syarat oleh beliau kepada Tuan. Salah satu diantaranya yalah: bahwa Tuan harus menjaga keselamatan keluarga Presiden Soekarno. Ternyata Tuan tidak memperhatikan permintaan beliau itu.

Sewaktu Tuan diwawancarai oleh wartawan Jepang tentang banyaknya korupsi di Indonesia dewasa ini. Tuan telah memberikan keterangan sebagai berikut: “Tentang masalah korupsi itu saya kira selamanya akan ada. Dan soal korupsi ini sebenarnya adalah sisa-sisa dari pemerintah Soekarno dulu. Sementara ini akan tetap demikian karena memang sedemikian sejak semula”

Kalau ucapan Tuan itu benar maka ucapan Tuan itu seakan-akan ucapan seorang yang üdak bertanggung jawab. Sikap Tuan itu adalah licik dan tidak jantan karena Tuan ternyata berlindung dibelakang nama Soekarno tentang apa yang sekarang terjadi. Ketika Tuan berbicara demikian didepan wartawan itu maka habislah segala rasa hormat saya pada Tuan sampai yang terakhirpun!

Memang selama masih disebut manusia biasanya siapa yang menang akan selalu menganggap dirinya benar dan sebaliknya mereka yang kalah pasti segala sesuatunya akan ditimpakan kepadanya

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah