Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji dan ibunya bernama Sijem berasal dari desa Tipar, Kecamatan Rawalo, Jatilawang dekat Purwokerto.
Sejak masih bayi, Soedirman telah diambil sebagai anak oleh pamannya R. Tjokrosunaryo yang menjadi Asisten Wedana (Camat) di Rembang. Setelah pensiun mereka kemudian menetap di Cilacap.
Dalam usia tujuh tahun Soedirman memasuki HIS (Holiandsch Inlandsche School = Sekolah Dasar) Negeri di Cilacap.
Dalam kehidupan yang sederhana Tjokrosunaryo mendidik Soedirman agar menjadi anak yang disiplin.
Baca Juga: 3 Kejadian Unik Saat Upacara Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, Sampai Ada yang Memanjat Tiang Bendera
Kepada Soedirman diajarkan cara-cara menepati waktu belajar dan menggunakan uang saku sebaik-baiknya.
Ia harus bisa membagi waktu antara belajar, bermain dan mengaji. Soedirman juga dididik dalam hal sopan santun Jawa yang tradisional oleh ibu Tjokrosunaryo.
Pada tahun 1930, Soedirman lulus dari HIS (pendidikan di Sekolah ini lamanya tujuh tahun). Selama dua tahun Soedirman tidak bersekolah, sebagai gantinya ia bekerja, bertani dan mengaji.
Pada tahun 1932 Soedirman memasuki MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs = SMP) Wiworo Tomo dan tamat pada tahun 1935.
Ia juga aktif di organisasi kepramukaan Hizbulwathon (HW) yang diasuh oleh Muhammadiyah. Melalui kegiatan kepanduan ini bakat-bakat kepemimpinan Soedirman mulai kelihatan.