Namun dari semua itu, hanyalah Lembaga Pers Mahasiswa yang menjadi favorit dan ditekuni Mahfud.
Saat di tingkat fakultas hukum ia memimpin majalah Mahasiswa Keadilan, lalu di tingkat Universitas ia memimpin majalah Muhibbah, majalah yang pernah dianggap Soeharto sebagai ancaman sehingga harus dikondisikan, dibredel.
Lulus dari Fakultas Hukum UII di tahun 1983, ia memilih profesi dosen dan juga Pegawai Negeri Sipil sebagai pilihan karirnya.
Pada tahun 1984 ia sudah tercatat sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, yang nantinya didapuk sebagai seorang Guru Besar Hukum Tata Negara kampus tersebut.
Disertasi gelar doktornya berjudul "Politik Hukum" termasuk jurnal ilmiah yang populer menjadi bacaan umum di program pascasarjana berbagai perguruan tinggi untuk bidang ketatanegaraan.
Pendekatannya mengkolaborasikan bidang ilmu hukum dan ilmu politik. Bila kebanyakan akademisi membutuhkan waktu minimal 20 tahun untuk merengkuh sebuah gelar Guru Besar, maka sosok Mahfud MD hanya membutuhkan waktu selama 12 tahun saja.
Belum lagi pencapaiannya sebagai peserta pendidikan doktor di UGM juga menorehkan rekor, sebagai peserta dengan masa studi tercepat dalam waktu 2 tahun 8 bulan untuk pendidikan Strata 3 Universitas Gadjah Mada, Jakarta.
Kecemerlangan Mahfud mengecap Trias Politica
Menaklukkan jajaran eksekutif level pusat lebih dahulu di tahun 1999-2000 sebagai Pelaksana Tugas Staf Ahli Menteri Urusan Negara HAM (Eselon 1B).
Setahun kemudian di tahun 2000 ia naik menjadi Eselon 1A sebagai Deputi Menteri Negara Urusan HAM, yang membidangi produk legislasi urusan HAM.